A Pangalengan Tea Garden Walk

18
Pagi di kebun Malabar
Pagi di kebun Malabar

TIGA lapis jaket saya kenakan. Sweater, ditambah lapisan jaket fleece, dengan sebuah jaket windbreaker di luar ; mereka semua tak mampu menahan tusukan kabut pagi Pangalengan.

Bandung saat ini memang sedang dingin-dinginnya, apalagi di daerah tinggi seperti pangelengan ini. Perjalanan sekitar dua jam dari kota Bandung membuat saya ekstra hati-hati. Turunan dan belokan terjal ditemani kabut membuat saya banyak bermanuver macam game rapid roll di hape nokia jadul!

Memasuki pangalengan, motor saya arahkan ke arah kiri terminal bus dan langsung menuju perkebunan teh Malabar. Saya langsung terhipnotis dengan pemandangan pagi hari disini.

Hamparan daun yang luasnya tak terkira seperti permadani hijau diselingi kabut-kabut tipis seakan mengucap selamat pagi. Benar-benar luas, hingga sampai ke atas lereng bukit di kejauhan sana masih saja kebun teh. Pantas saja stok teh botol sos*ro tidak pernah habis. Kebun mereka saja seluas ini.

Cultuurstelsel. Malabar adalah saksi bisu kolonialisme belanda dalam sistemnya yang memaksa dan menyengsarakan rakyat Indonesia waktu itu untuk menanam teh. (edit : menurut sumber ini, di malabar tidak ada tanam paksa, malah petaninya lebih sejahtera daripada daerah lain. Karena hasil tanam mereka jadi primadona dunia saat itu). Beruntung, salah satu belanda yang baik hati mewariskan sumbangsih pengetahuan bagi kota Bandung. Perkebunan teh malabar dan observatorium bintang Boschha adalah salah satu peninggalannya. Graaf Johannes van den Bosch juga mengistirahatkan dirinya untuk yang terakhir kali disini. Namun, saya tidak begitu tertarik untuk berziarah. Boscha, ah, sherina apa kabar ya? #eh

Kebun Malabar yang seperti bukit teletubbies.
Kebun Malabar yang seperti bukit teletubbies.

Setelah puas berfoto, saya memutar arah untuk menuju perkebuanan lainnya. Sebetulnya, saya ingin bersantai sedikit menikmati teh segar malabar di salah satu tea corner disana. Untung saya masih ingat hari ini saya berpuasa. Teh hangat segar asli Malabar disimpan dulu untuk lain kesempatan.

Saya berbalik arah, melewati situ cileunca. Jalannya sangat bagus, berbeda dengan jalan yang ada di perkebunan teh malabar. Akhirnya, saya pun bertemu dengan perkebunan teh Cukul. Cukul mempunyai kontur tanah yang curam. Banyak jurang disini. Tetapi itulah yang membuat pemandangan disini lebih kece daripada di malabar.

Malabar di kejauhan.
Malabar di kejauhan.
Morning!
Morning!

Ketika mengobrol dengan salah satu pemetik teh, saya tahu bahwa jalur dari cukul ini adalah menuju pantai Rancabuaya! Pantai yang saya sudah cukup sering kunjungi ini ternyata bisa lewat pangalengan. Saya memang sudah mendengar jalur ini dari dulu, tapi katanya jalurnya sangat jelek. Kabar baiknya, kata orang-orang disana jalannya sudah diperbaiki, sudah alus. Wajib dicoba untuk jejalan berikutnya.

Jalur dari pangalengan menuju Pantai Rancabuaya lewat Cisewu, dan si ganteng
Jalur dari pangalengan menuju Pantai Rancabuaya lewat Cisewu, dan si ganteng

Di cukul juga terdapat satu rumah unik dengan arsitektur Eropa jadul. Katanya sih punya orang jerman. Rumahnya kosong dan terkunci saat saya dekati. Tapi, rumah ini cukup untuk membuat saya berfantasi terbang ke eropa sana. Ada yang mau menemani?

Rumah orang jerman
Rumah orang jerman di Cukul

Sebetulnya, ada satu lagi kebun yang saya ingin kunjungi, yaitu kebun Kertamanah. Namun saya sudah cukup kelelahan dan agak takut kalau puasanya hanya sampai bedug dzuhur. Ditambah lagi sapi-sapi cantik KPBS pangalengan sudah mengeluarkan susu segarnya yang menggiurkan itu. Lain kali saya akan datang lagi.

IMG_8585
Kebun teh cukul
IMG_8565
Masih di cukul
IMG_8509
Ini di malabar
IMG_1272
Pakai telephoto buat ambil detail di cukul
IMG_1275
Cukul

IMG_1258 IMG_1253 IMG_1250 IMG_8530

~Lagi kangen yang ijo-ijo makanya kesini.

Tabik!

**photo taken by BenQ GH800 kecuali foto terakhir :3

18 COMMENTS

  1. Kebun teh pangalengan itu sesuatu banget yaaaaa. Kalo suasana pagi di sini nyaman begini, saya sih rekomendasiin suasana sunset di kebun teh Singgasana. Cuma, jalurnya emang agak susah sih, harus ditempuh hiking ringan sampe kaki Tangkuban Parahu via Jayagiri – Parongpong, nggak via jalur wisata, meskipun kalau kita mengitari diameternya bisa sampai juga ke jalur wisata. Sunset di Singgasana ituuuuuu sesuatu juga, kayak pagi hari di kebun teh ini. :D

  2. lagi muter-muter cari tau lokasi syuting “tentang cinta” ternyata namanya perkebunan cukul dan baru tau itu deket pangalengan (kampung gw sendiri)… emg keren banget deh pangalengan, jauh banget sama puncak….. (tapi seumur2 blm pernah rafting di danau cileunca).. huhhuhuuuu

  3. Bro, mantaps tuh..
    Coba ke kebun teh riung gunung, warnasari dan kertajadi, masih di Pangalengan juga..
    Itu lebih sesuatu dah… :)
    Ato ga masih di cukul tapi coba masuk kebun teh ke arah timur dari jalan setapak setelah pabrik teh cukul.. wih mantap juga di sana.. :)

  4. Yaelah… Cari2 pangalengan nyasarnya sini2 jg!! Hahaha… Itu ga bisa nginep di rumah jermannya ya, kirain bisa. :D

    Bener tuh, lg pengen ijo2 makanya pgn ke Pangalengan. :D
    Nice post bro!

Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')