“Dibalik masjid itu kampung arab Al Munawar”, kata pak Latief guide kami, sambil menunjuk ke masjid di pinggir sungai saat kapal masih berjalan di atas sungai musi, sepulangnya kami dari pulau kemaro.
Kalau kamu melihat Menara BTS seluler yang lebih mirip seperti tiang panjat pinang yang diberi daun, kampung Arab Al munawar tepat berada di bawahnya. Kampung ini terletak di 13 Ilir. Penamaan daerah Ulu dan Ilir ini akan sering kamu temui di Palembang beserta nomor jalan sungai. Ulu berarti di daerah hulu, dan ilir berada di hilir. Batas ulu dan ilir adalah Jembatan Ampera.
Untuk menuju Kampung Al Munawar ini bisa lewat darat dan sungai. Untuk lewat darat, bisa naik angkutan umum berwarna biru dari Pasar 7 Ulu atau 10 Ulu (dekat jembatan Ampera). Jika lewat sungai, kamu bisa naik perahu dari Benteng Kuto Besak ke tepian Kampung langsung.
Ada sekitar delapan rumah yang memiliki umur hingga dua abad lebih. Arsitektur rumah panggung dengan warna pastel seperti di mengingatkan saya pada daerah haji lane di daerah Bugis, Singapura, yang sama-sama dihuni keturunan Arab. Rumah-rumah ini dibuat dengan kayu Ulin, si kayu yang kekuatannya menyerupai besi. Seperti yang saya temui di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur.
Memasuki kampung Arab Al Munawar ini, seketika kita tak akan berasa sedang di Indonesia. Wajah-wajah penduduk di sini Arab banget! Mereka tak hanya keturunan arab saudi, tapi dari beberapa negara Arab sekitar misalnya seperti Yaman. Yang laki-laki berbadan tinggi, hidung mancung, kulit agak gelap, dan … berambut dada. Wanitnya juga tipikal wajah arab yang punya hidung mancung dan berdagu lancip.
Selepas sholat jumat, saya makan siang di salah satu rumah panggung mirip rumah limas milik warga. Rumah ini di bagian dalammnya punya bentuk U, dimana ada satu bagian rumah yang seperti lapangan untuk common area. Saya masuk ke dapur dan melihat para ibu-ibu sedang mempersiapkan makan ala ‘munggahan’ kami.
Rumah-rumah disini punya pekarangan belakang yang terbuka seperti foto diatas. Sambil menunggu makanan selesai disiapkan, saya berjalan di sekaliling kampung menikmati atmosfer desa yang saya rasa sangat romantis dan menenangkan. Saya berjalan terus ke dalam dan menemukan masjid yang saya lihat dari atas sungai. Masjid ini ternyata pernah dipakai untuk syuting film Ada Surga di Rumahmu karya Ustad Alhabsyi.
Waktu makan siang pun tiba. Munggahan adalah cara makan tradisional saat pernikahan di Palembang. Delapan orang duduk melingkari makanan yang disajikan. Saat pernikahan, mau undang berapa ratus orang pun, satu ‘meja’ harus berisi 8 orang. Sehingga menjadi tidak efektif dan mulai ditinggalkan. Namun di beberapa rumah makan, , kita masih bisa memesan makan dengan cara ini.Menunya biasa nasi minyak (nasi briyani tapi pakai beras biasa), gulai kambing, kari ayam, selado (gado-gado), dan acar kedondong. Makan harus menggunakan tangan. Makanannya luar biasa endes. Sangat beraroma rempah kuat dan menggugah selera makan!
Setelah itu kami ke rumah sebelah dan menyaksikan para bapak-bapak penari yang menarikan Gambus, kesenian asal Timur Tengah. Musik rebana dan gendang bertalu-talu diiringi Oud, gitar yang biasa digunakan untuk musik-musik dengan irama padang pasir. Mereka berjalan melangkah ke kiri dan ke kanan membentuk angka delapan. Saya ditarik ikut menari saat perut saya baru saja diisi sebakul nasi minyak dan membuat isi perut saya sedikit berguncang. Tapi senang sekali bisa ikut menari bersama bapak-bapak ini!
Kampung Arab Al munawar adalah salah satu destinasi wisata sejarah yang sedang dikembangkan oleh Palembang. Walaupun masih minim fasilitas, tapi warga kampung nampak sangat antusias dan tidak canggung dengan kehadiran kami para wisatawan. Saya berharap nanti Sungai Musi bisa menjadi seperti Chao Praya River di Bangkok yang terintegrasi sistem transportasi dan pariwisatanya.
Omong-omong, Palembang adalah salah satu kota dimana Gerhana Matahari total akan terjadi pada 9 Maret nanti. Pemerintah daerah sudah menyiapkan dua buah spot untuk menyaksikan fenomena alam yang hanya terjadi 350 tahun sekali ini. Satu di area jembatan Ampera, satu lagi di Kenten Golf course. Selain itu, sehari sebelum hari H, ada juga pertunjukan budaya dan lomba lari glowing night run untuk ikut memeriahkan acara tersebut.
Jadi, sampai bertemu tanggal 9 nanti di Palembang ya!
Waaah, bener-bener kampung arab, hehe
Kalo cari jodoh mukanya arab bisa ke situ kali ya :v
Perempuan sana gak boleh nikah sama orang luar keturunan mas, dianggap aib hihi.
Wah, harus ajak temen saya yang keturunan Yaman ke sini! Pasti seneng wisata budaya di sini! :D
Harusssss!
Pertanyaanku tetep:
munggahanmu kapan kak?
*lari lari kecil*
*ikutan lari* *lari ke pelaminan*
…. *pelaminan orang*
sering ke palembang tapi gak pernah ke al munawar, noted deh
Siap kak, kata orang dinpar nya sih mau dikembangkan jadi destinasi wisata utama di palembang.
Kultr budayanya masih kental, minimal bisa dilihat dari Gambus dan makanannya :-D
Betul banget, apalagi karinya juga kental banget!
looks so much fun there :D
saya sendiri keturunan Palembang tapi baru tahu tentang kampung arab ini. Nice Artikel :D
Wah temen saya keturunan palembang malah belum pernah ke palembang hahaha
Makanannyaaa…sluurppp
Mantapppp
Thanks for featuring me Wira! And it was a pleasure to have traveled with you around Palembang! I hope to see you again soon. Oh, very nice photos by the way :)
Thank you David!
Di Palembang memang banyak orang arab nya (habaib)..mereka banyakan turunan arab yaman
itu di atas ada tari japin yah, salahsatu tarian khas yaman :)
di palembang tiap tahun ada haul akbar, kumpul semua tuh org2 turunan arab disana, khususnya para habaib
wow pasti kampung ini rami sekali ya
Wah cocok mas destinasi wisata seperti ini,,,, dengan rumah – rumah yang sudah berusia lanjut 2 abad lebih…. seperti merasakan kondisi di masa lalu,,,,
Semoga jadi destinasi yang ramai di palembang ya
:( Sebeeelll.. lagi lagi jalan bareng Wira tapi hasil foto dia jauuuhhhhhh lebih bagus-bagus.
Oh maaannn, harus meningkatkan skill nih.
Mz Wira, kamu makannya apa sih? Fotonya bagus-bagus banget.
Btw, BTS nya entertaining banget yaaa :)
Bebebbbb :*
Kakek saya adalah kapten arab
Angle foto yang kamu tangkep bagus. Btw di rumah yang di dalamnya ada tangga itu di dalamnya ada Alquran usia lama dan dari tinta emas loh.
bagus bang dan menambah wawasan, silahkan mampir juga ke photo blog ane;
http://www.jeprotbams.blogspot.co.id
Masya Allah, makanannya enak-enak ya. Pas liat gambar-gambarnya juga langus bisa ngerasain suasana kampungnya.