Curug Bajing di Petungkriyono Pekalongan

4
Curug Bajing dan model ganteng

“Ini kalau lurus bisa sampai Dieng mas,” kata mas Wawan driver kami saat melewati sebuah pertigaan.

Tapi tujuan kami saat ini masih ke Curug Bajing di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, jadinya sekarang belok ke kiri dulu. Sebetulnya jaraknya tak terlalu jauh, namun kondisi jalan Petungkriyono yang agak rusak membuat kecepatan tak bisa maksimal.

Belum lagi ditambah kalau berpapasan dengan mobil dari berlainan arah, harus sangat hati-hati karena jalan tak cukup lebar. Jurang di kiri-kanan juga sangat menakutkan walaupun pemandangannya menakjubkan.

“Waaa jangan foto-foto Wedhus (kambing) lagi di mobil mas ee,” kata seorang Ibu tersipu malu saat saya memotret dia dari dalam kaca mobil, sedangkan si Ibu sedang berada di mobil bak yang disulap jadi angkutan umum di Petungkriyono. Kalau kamu tidak menggunakan kendaraan pribadi, mobil bak yang jadi angkutan umum ini bisa kamu naiki dari Pasar Doro di bawah.

Mobil kami berpapasan di jalan yang cukup sempit. Sampai harus ada seorang pengendara sepeda motor yang turun dan membantu untuk mengarahkan mobil agar tak jeblos ke jurang.

Selamat datang di Curug Bajing

Akhirnya setelah hampir satu jam dari Curug Sibedug kami berkendara dan beberapa kali berpapasan dengan truk, kami pun sampai di parkiran Curug Bajing.

Kami makan siang di sebuah warung dekat loket masuk. Ini makan siang yang agak terlambat karena kami salah memperkirakan waktu perjalanan. Nasi Merah, Ikan bawal, sambal terasi, tumis teri tauco, dan tempe mendoan hangat langsung masuk ke perut saya tanpa permisi. Lalu ditutup dengan wedang Jahe yang rasanya selalu terlalu manis buat saya jika di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Makan siang saya

Seusai makan siang kami yang terlambat ini, saya mulai menuruni jalan setapak menuju curug. Jaraknya tak jauh, hanya sekedar 300 meter saja. Sebetulnya tadinya kami ingin ke Curug Lawe yang lebih dekat, namun trekkingnya butuh waktu 30 menit, jadi kami lebih memilih yang trekkingnya tak sampai 5 menit ini saja karena mau hujan hehe.

Di jalan terdapat bangunan jembatan yang merambat di atas pohon. Pohon selfie namanya. Memang dibuat untuk keperluan narsis masing-masing. Hati-hati kalau selfie ya! Tahukah kamu bahwa orang yang meninggal gara-gara ceroboh saat selfie lebih banyak daripada orang mati karena digigit hiu setiap tahunnya?

Dari jauh

Curug Bajing mulai terlihat dari jauh. Ukurannya jauh lebih besar daripada yang saya perkirakan. Tingginya mungkin hampir 100 meter. Melihat debit air dan ketinggiannya, saya rasa tak ada yang berani berenang di bawah air terjun ini. Mendengar suara gemuruh airnnya saja dari jauh saya sudah merinding.

Di depan air terjun ini banyak gazebo yang ukurannya lumayan besar. Lumayan bisa dipakai untuk piknik-piknik manja sambil menikmati gemuruh air terjun Bajing. Dengan tiket masuk Rp. 6000 untuk hari libur dan Rp. 4000 saat hari biasa, air terjun Bajing ini fasilitasnya cukup lengkap dan bersih.

Salah satu ‘Pohon Selfie’

Ada beberapa tempat spot tempat berfoto yang menarik dan sangat instagram-able. Namun yang paling menarik adalah spot foto berbentuk hati yang berwarna-warni. Menarik, namun saya kurang suka karena warnanya sangat tidak menyatu dengan alam. Padahal cukup warna natural kayu saja pasti akan lebih bagus. Menurut saya lho, hehe.

Gerimis mulai berubah jadi hujan. Perlahan kabut mulai turun menutupi Curug Bajing. Tandanya kami harus pulang. Cuaca di gunung memang tak menentu, jadi ada baiknya kamu siapkan payung atau jas hujan jika kesini.

Pose i-was-here dulu

Menuju curug ini memang butuh perjalanan yang cukup melelahkan dari kota Pekalongan. Jalanan memang rusak, tapi kabarnya tahun ini Kabupaten Pekalongan sudah mengalokasikan Rp 41 Miliar untuk perbaikan infrastruktur, termasuk untuk memperbaiki akses Petungkriyono.

Namun menurut saya pengorbanan yang kita keluarkan cukup terbayar dengan melihat air terjun yang gagah dan memesona ini. Jadi jangan hanya berbelanja batik saja jika ke Pekalongan, mampirlah juga ke Petungkriyono untuk menikmati potongan alam Jawa Tengah yang memesona ini.

Yuk jalan-jalan ke Pekalongan!

Sampai jumpa lagi!

 

 

4 COMMENTS

  1. Namanya curug Bajing, saya jadi ingat kera. Jangan2 dulu memang banyak kera di sini ya Mas Wir. Ngomong2 modelnya keren banget :)

Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')