Mencoba Melangsing

21
Gunung Agung – Mei 2016, sekitar 84 kg

Waktu naik Gunung Agung di Bali pertengahan tahun lalu, rasanya saya sedang disiksa pelan-pelan.

Gunungnya sih memang terkenal sulit, tapi melihat rekan saya yang nafasnya lancar-lancar saja, tidak seperti saya yang kepayahan, saya tahu ini pasti yang salah.

Kurang latihan fisik, mungkin. Kondisi malam hari yang sudah lelah, mungkin juga. Tapi satu yang yang sangat rasakan : badan kok rasanya berat banget! :)))

Syukurnya, masih bisa sampai puncak dan turun kembali dengan selamat, sih.

Kembali ke Jakarta, saya melihat sebuah poster acara talkshow tentang ‘melangsing’ yang di share oleh kawan saya Sefin di salah satu media sosial.

Berhubung lokasinya ada di toko perabotan rumah asal skandinavia yang jaraknya cuma 5 menit berkendara dari tempat tinggal saya — gratis pula —, saya pun ikut mendaftar.

Ini di akhir tahun 2015, Pulau Maratua, Kalimantan Timur. Rasa-rasanya sudah mendekati angka 90 kg

Waktu itu sedang bulan Ramadhan. Ikut semacam kelas siang hari seperti itu rasa-rasanya saya terlalu rajin. Tapi ya, namanya udah niat pengen langsing, saya lanjut saja.

Waktu masuk ke tempat talkshow, saya kaget. Saya jadi paling ganteng. Tak kaget sih, sebetulnya.  Tapi ya, KOK SEMUA PESERTANYA PEREMPUAN??

Tapi ya, tebal muka saja. Yang penting langsing.

Mba Nunny, pembicara talkshow ini banyak memberikan tips-tips singkat tentang cara melangsing yang alami.

Intinya sih, kita harus merubah pola hidup yang bertahun-tahun tanpa kita sadari adalah pola hidup tak sehat.

Di akhir workshop, saya beruntung mendapatkan buku karangan Mba Nunny yang berjudul Happy eating golangsing. Saya membacanya dan langsung mempraktekannya.

Dan…

Berat saya tak naik setelah lebaran!

Biasanya, setelah bulan puasa, berat badan saya turun drastis. Angkanya bisa di 4 hingga 7 kg.

Tapi, setelah dihajar ketupat, opor ayam, rendang, sambal ati, nastar, dan makanan ‘balas dendam’ lainnya, berat badan saya pun kembali jadi seperti sebelum berpuasa.

Malah, lebih sering bertambah.

Namun, kali ini ajaib. Berat badan saya tak naik!

Saya pun cukup yakin kalau metode golangsing ini akan bekerja untuk saya. Saya pun langsung mendaftar kelas golangsing berikutnya.

Karena di talkshow dan buku hanya berbicara tentang ‘how’ bukan ‘why’-nya.

September 2016, Pulau Komodo, beberapa minggu setelah kelas golangsing selesai. Sekitar 75 kg

Namun lagi-lagi, saya jadi yang paling ganteng diantara para peserta. Hampir semuanya buibuk!

Di hari pertama ini, Mba Nunny lebih banyak membahas dan meluruskan mitos-mitos tentang gaya hidup, dan kebiasaan kita yang agak menyesatkan — yang kadang kita tak sadar kita lakukan terus menerus sepanjang tahun.

Hari berikutnya otak kita ‘diprogram ulang’ agar bisa membiasakan diri dengan cara makan yang lebih benar. Saya juga belajar gimana cara makan yang baik dan tidak akan membuat kita gemuk.

Karena makanlah untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Well, saya sih tetap hidup untuk makan, tapi sekarang bisa makan dengan secukupnya dan puas :)

Setelah dua hari berturut-turut ikut kelas, kita diberi tantangan di sebuah jurnal khusus untuk mencatat semua aktivitas makan kita dan mempraktekan apa yang sudah diajarkan.

Oktober 2016, Seoul, sudah turun lagi di sekitar 73 kg

Intinya sih, kelas ini mengajarkan kita untuk bisa makan ‘puas’ dengan porsi yang ‘cukup’. Karena saya sadar, saya lupa gimana rasanya ‘kenyang’ dengan cukup.

Tak ada pantangan makanan dalam golangsing, jadi kita bisa makan seperti biasa. Tak ada obat, teknik olahraga, atau suplemen khusus dalam golangsing ini.

Tapi karena saya hobi bersepeda, saya jadi senang bersepeda kembali. Saya bersepeda dua hari sekali sekitar 45 menit di pagi hari. Sekarang bukan hanya untuk melangsing, tapi memang ingin sehat terus. Saya ingat banyak sekali kakek-kakek di bandung yang umurnya sudah sekitar 70 tahun, tapi masih bisa bersepeda naik sampai tebing keraton.

Pengen banget sih kayak gitu nanti :)

Intinya cuma atur pola makan, atur tingkat stress, dan bergerak lebih banyak.

Saya masih jauh dari target angka berat badan normal berdasarkan body mass index, perjuangan masih panjang. Tapi paling tidak, saya mengerjakan semua ini dengan bahagia :)

Buat yang butuh, secara personal saya sangat merekomendasikan kelas golangsing ini.

Desember 2016, Thailand. Sudah di angka lumayan cantik : 69 kg. Tapi perjuangan masih terus karena target belum tercapai!

Terima kasih!

21 COMMENTS

  1. Dan benarkan kalo singset rapet langsing itu menyenangkan, di foto dari sudut mana aja akan terlihat manja. Dibandingkan saat kita gembrot terlihat seperti Babx hahaha

  2. Kalau teman saya cara biar langsing jogging mas. Dulu gendut banget, dans ekarang benar–benar langsing. Klau aku mau gemuk aja susah ahahahhaha. Mungkin karena tiap hari sepedaan :-D

  3. great achievement Wira! Doesn’t look like you need to loose more weight now.

    I also lost 9 kg last year before my wedding. This was a problem for my suit since I needed to get it tailored again haha. Also lost some weight during the days I did fasting, but I did not do the full fasting. Now already gained about 6 kg since I dont do much sporting in the winter.

    If it’s good weather and you like we can do a bike ride in April through the tulip fields here. Mid-April is the best time to do that.

    • Well, i also need to get my suit for my upcoming wedding (hopefully). So I need to loss few more pounds a build some muscle, ahahaha.

      Bike ride through tulip fields sounds very awesome!

  4. wuih langsing… tapi saya tetep ikut cara makan yang baik menurut lifeboy aja… cuci tangan sebelum makan hahaha… semangat ;)

  5. beuh, beda jauh.. sama yang foto lagi di gunung agung.. bisa cepet gitu ya perubahnnya.. tapi jelak ah, bagusan juga perutnya buncit..
    #PrayForPerutBuncit

Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')