Backpacking ke alam bebas adalah salah satu kegemaran saya. Meminum kopi hangat, sambil mengenakan tiga lapis jaket di bawah dinginnya kabut lereng pegunungan bersama kawan, adalah kenikmatan yang tak terkira.
Apalagi memotret awan kemerahan di penghujung hari yang bergerak di bawah kaki kita, juga menyaksikan galaksi bima sakti yang terlihat jelas dengan slow shutter. Membayangkannya saja saya sudah merinding!
Beberapa teman saya korban film 5 cm yang tertarik untuk kegiatan mendaki gunung menanyakan gear apa saja yang dibutuhkan. Mungkin mereka bertanya pada orang yang salah, saya bukan expert, masih sangat pemula. Memang terkadang, menulis blog tentang hal tertentu membuat kita terlihat seperti expert…
Anyway, ini list gear saya saat mendaki gunung, dan sedikit tips-tipsnya. Mudah-mudahan bisa membantu teman-teman yang akan mendaki gunung agar tetap selamat sampai di atas, dan kembali ke rumah. Jangan lupa juga, bawa sampahnya sendiri masing-masing ya :)
Oke, mari kita mulai tour gear kita kali ini, saya jelaskan dari atas ke bawah ya.
- Black Diamond Distance Trekking Z-Poles: Trekking pole ultralight yang bisa dipendekan, sehingga mempermudah penyimpanan saat nggak digunakan. Trekking pole adalah barang wajib buat saya, karena memberi kekuatan dan keseimbangan ekstra pada dengkul kita yang bekerja keras saat mendaki. Buy one and you’ll thank me later.
- Drybag warna hitam berisi semua pakaian. Detail pakaian nanti dibawah ya. Karena mendaki gunung kemungkinan besar basah, jadi semua disimpen di dalem drybag. Jangan pakai kantong ‘kresek’. Karena selain mengurangi penggunaan plastik, kresek juga gampang sobek dan bocor. Jadi lebih baik belilah beberapa drybag sesuai ukuran. Tips : untuk pakaian bisa pakai drybag yang bisa dikompress, sehingga akan memperkecil ukuran packing.
- Drybag warna putih berisi semua makanan. Pembahasan tentang makanan butuh postingan tersendiri kayaknya, hehe. Tapi, saya biasanya melebihkan jatah makanan untuk satu hari, untuk jaga-jaga kalau terjadi apa-apa (misalnya nyasar, duh, jangan sampe).
- Kantong warna abu-abu di sebelah makanan adalah tenda solo saya, Big Agnes Seedhouse SL1. Tenda satu lagi kalau sedang bertiga (FYI, mendaki gunung itu minimal adalah 3 orang, jadi ketika salah satu cedera, dua orang masih bisa menandunya) adalah MSR carbon reflex. Tenda-tenda ini sangat ringan dibawa, sudah teruji nggak bocor saat badai, dan sangat cepat untuk didirikan.
- Drybag warna orange adalah sleeping bag Western Mountaineering Apache MF 15º. Rating 15º sangat cocok untuk tidur di bawah taburan bintang gunung-gunung tropis.
- Kantong abu-abu paling kanan adalah matras tidur. Saya memilih Therm-a-Rest NeoAir XTherm setelah pensiun dari matras karet gulung hitam yang hanya mengisolasi dingin, tapi tak empuk sama sekali -.-
- Botol minum, gunakan yang reuseable, jangan gunakan air minum kemasan karena berpotensial menjadi sampah
- MSR aluminum pot. Panci yang bagus dan ringan. Kalau orangnnya banyak, saya lebih suka panci yang dari Trangia.
- MSR reactor stove system . Kompor untuk masak di gunung harus tahan angin, dapat diatur dengan mudah, dan mudah dipacking. Kompor MSR ini sudah sangat cukup
- Waterproof raincover untuk tas.
- Waterpoof zip bag transparan untuk basic first aid kit, sunblock, sikat gigi, odol, dan hand sanitizer. Saya nggak pernah mandi pakai sabun di gunung karena akan mencemari mata air.
- Sekop dan tissue basah. Gak ada di foto tapi sangat penting. Buat gali lobang dan buang hajat, jangan lupa ditutup terus ditandai dengan ranting ya. Karena waktu itu saya pernah gali lubang, tapi udah ada isinya dan masih anget..
- Kompas dan peta. Don’t leave home without one.
- Lain lain seperti kacamata hitam, pisau swiss army, jam tangan altimeter, kartu werewolf, kartu remi, dan lain-lain yang sekiranya dibutuhkan.
Camera Gear, bakal sering ganti kalau yang ini hehe
Canon 5D classic- Ricoh GR
Canon 28 1.8Canon 24mm TS-E II tilt/shift lensCanon 50 1.8- Filter ( CPL, neutral density, gradual neutral density)
- Remote trigger
- Gitzo GT-1541T Traveler Carbon Fiber Tripod
- Really Right Stuff BH-25 Ultra-light ballhead with lever-release clamp.
Pakaian
Aturan dasar dalam berpakaian di gunung adalah : JANGAN MEMAKAI BAHAN KATUN!
Walaupun nyaman, katun, jika basah akan sulit sekali untuk kering. Apalagi di gunung yang lembab. Pakaian yang basah adalah salah satu penyebab hipotermia. Lebih baik menggunakan baju khusus trekking (atau apapun untuk olahraga, bisa untuk lari, sepakbola), karena bahannya yang cepat kering, ringan, dan lebih hangat.
Gunakan prinsip pelapisan (layering) untuk pakaian-pakaian ini.
- Lightweight, breathable hiking shirt. Baju yang dipakai untuk berjalan. Kadang saya menggunakan kaos nike dri-fit yang digunakan untuk jogging.
- Satu lagi kaos hiking dari bahan yang sama, tetapi lengan panjang. Biasa digunakan untuk di area camp saat malam hari dan untuk tidur.
- Down sweater. Saya lebih suka bahan down daripada fleece karena jauh lebih hangat dan lebih ringkas.
- Shell jacket. Jaket untuk melindungi dari angin dan hujan, tapi tetap breathable. Jadi kita tidak akan berkeringat saat menggunakannya. Saya memilih Outdoor Research Foray Jacket
- Shell pants. Celana yang juga waterproof dan breathable. Outdoor Research Foray Pants dan Marmot PreCip Full Zip Pants.
- Long underwear, biar si dedek tetep anget.
- Celana lari Nike Dri-fit. Jika menggunakan celana pendek, saya lebih suka memakai celana lari ketimbang celana trekking karena lebih leluasa bergerak.
- Untuk kaos kaki dan sarung tangan saya lebih memilih bahan wol daripada kaos kaki khusus hiking yang saya rasa terlalu tebal. Bahan wol juga lebih hangat untuk tidur.
- Sepatu boots Keen Targhee. Semenjak mendengar cerita bahwa ada seseorang yang kukunya patah gara-gara tersangkut akar, saya nggak lagi mau pakai sepatu sendal untuk naik gunung.
The Backpack
Saya pakai Deuter act lite 40 liter, yang sepertinya terlalu besar saat ini. Lebih enak nitip temen sebelah yang tasnya segede kulkas, hehe.
* Anyway, itu list perlengkapan saya naik gunung…..yang beberapa punya saya , dan beberapa masih ingin saya beli, alias wishlist. Boleh dong, niat itu kan doa, hehe.
** Gear Images from Jack Brauer ( MountainPhotographer.com)
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')