Beberapa waktu lalu pak walikota Bandung Ridwan kamil meluncurkan bis tingkat terbuka untuk para turis berkeliling menikmati kota Bandung.
Bandros. Kependekan dari Bandung Tour On Bus. Singkatan yang cerdas dan terasa sunda sekali.
Idenya sangat brilian. Bis double decker terbuka dengan warna merah menyala mirip seperti di London berjalan mengelilingi titik-titik tertentu di kota bandung, sambil mendengarkan penjelasan pemandu tentang tempat yang kita lewati.
Awalnya menyenangkan. Semua orang berebut duduk di lantai dua, berfoto-foto, tertawa riang, hingga bis mulai berjalan meninggalkan taman Cibeunying.
Hanya beberapa puluh meter setelah mulai berjalan tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang saya, “AWAS KABEL, NUNDUKKK!”
Spontan semua orang yang sedang sibuk berfoto terkaget. Dengan refleks kami semua menunduk agar leher kami tak terjerat kabel listrik. Namun semua orang senang dan nampak seperti sedang menaiki wahana di theme park.
Senang sih, tapi BAHAYA.
Saya sudah tak berkonsentrasi mendengarkan pemandu menjelaskan tentang destinasi yang kami lewati. Saya lebih berkonsentrasi untuk melihat kabel atau ranting yang mungkin lewat di atas kepala kami.
Sayang memang, kota-kota cantik Indonesia seperti Bandung harus punya kabel listrik yang melintang sembarangan di atas tanah. Belum lagi kabel-kabel telekomunikasi yang ikut meramaikan. Pernah lihat perempatan Braga yang dekat asia afrika? Itu adalah salah satu contoh yang mengerikan.
Bis bandros juga nampak sudah mulai terlihat ‘kaleng’ nya. Cat-cat di atas besi sudah mulai mengelupas. Nampak kurang terawat. Semar jawi di Semarang nampak masih lebih bagus.
Jadi, buat kamu yang kepengen sekali naik Bandros, lebih baik hati-hati dan konsentrasi penuh. Mari berharap agar kabel-kabel di rute bandros bisa dipindahkan dan kita bisa nyaman menikmati Paris van Java.
Mari kita lihat foto-fotonya dibawah ini..
Awalnya kita seperti anak kecil yang pertama kali naik bis tingkat
Beberapa saat kemudian senyum diatas bisa berubah menjadi seperti ini.
Atau seperti ini..merunduk macem film matrix ..
Tuh lihat kabelnya deh. Mengerikan!
Menghindari kabel dan ranting. Excited macam naik kora-kora.
Bagaimana menurutmu? Masih pengen naik Bandros?
Thanks!
Hi Wira,
First time komen di sini..
Untuk Bandros ini, di mana station ya dan berapa kosnya?
Halo Zilla,
Untuk bandros biasa mangkal di Taman Cibeunying. Dulu sih gratis, tinggal kasih struk belanja apapun yang di bandung. Tapi sekarang ada ongkosnya 10 ribu. Kalau ini ikut rombongan yang carter karena ada acara tertentu.
Kalo kak Wira biasa mangkal dimana yaaa ??
Bandrosnya sih oke, tapi tata kabel kota bandung nggak mendukung. Entah bandrosnya ketinggian, atau memang kabelnya terlalu rendah~ berapa kali kemarin hampir kena kepala deh itu kabel -,-
Ihik. Iya kenapa ya bandros bisa beroperasi padahal standar keselamatan masih minim banget? Pencitraan? *melongos*
Mz, foto uelek ku kenapa dipampang gede-gede gitu Mz? Tegaaaaaaaaa…..
Kamu cantik gitu kok mb, kok masi jomblo? *siul-siul*
ngeriii bangett haha mungkin perlu kerjasama sama pihak pln + dinas pertamanan gitu kali ya kak hehe..
kalo di Surabaya ada bis SCT (Sby Culinary and Shopping Track) sama bis SHT (Sby Heritage) kak modelnya mirip trem gitu bukan yang bis dua tingkat kayak bandros hehe #promosisby :p
Iya kalo trem lebih aman pastinya haha. Tapi kalo di Bandung jalannya kecil2, ridwan kamil juga bingung mau taro dimana :))
Sama kayak pengalaman naik Macito ( Malang City Tour) nih kak.. Hehehe..
Kayaknya kota-kota ini punya masalah kabel melintang yang sama ya…ahahaha
Itu baru kabel sama ranting
gimana kalo hujan, hehehe
ini bis nya misbar (gerimis bubar) ahahahaha…
Bis Werkudara di Solo juga tingkat, tapi bagian atasnya tertutup. Tetap saja ga selamat dari ‘hajaran’ ranting pohon dari jendela atas yg terbuka lebar. Kalau dari kabel sih aman…
Yang paling aman kayanya ya yang model Mpok Siti, cuma ya itu bodi-nya gede bener. Atau bikin kaya punya House of Sampoerna itu, tapi cuma muat dikit. #serbasalah
Iyaaa, tapi mpok siti emang di daerah yang kabel listrinya di bawah tanah. Tengah-tengah ibukota gitu. Harusnya bandung juga lah ya pakai kabel bawah tanah minimal di dago dan sekitarnya :(
kenapa harus tinggi yah… kalo kata saya mah ga usah tingkat… tapi lebih tinggi dari standar bus biasa. tanpa atap tapi bongkar pasang macam mobil cabriolet gitu.. barangkali ujan…
lebay lah pencitraan total. mestinya dipikirin dulu prasarananya, jangan ntar kalau udah ada korban kepala benjol atau bahkan jiwa melayang karena kesetroon baru urusan. lantai bisnya juga tuh minim sekali maintenance. bikin sih gampang, tapi pemeliharaannya yang susah.
Foto aku mau dari engle mana aja tetep ya canytek, mz.
euuuum seru kayanya iya mba hehe saya sih belum pernah nyobain naik bandros mba :) pengen deh nyobain tapi sayang di daerah saya belum ada bandros ..
ada juga berupa makanan bukan alat trasprotasi :(
oke kalo gitu duduk diatas pakek helm kali yaaa
Sempet2 aja lu fotoin orang2 pas lagi nunduk haha. Jangan kapok ya
Bener bgt , naik bandros ngak seindah yang dikira…….Adrenaline dipacu bgt , untung gw naeknya gratis wktu seminar kreatif brg kang emil
sedikit ceritanya , sempet coret2 di blog…
https://kerjaanrimba.wordpress.com/2015/05/05/creative-cities-conference-2015-gagasan-solusi-sinergi-ide-kreatif/
anak saya kemarin jadi korban ranting di jalur bandros, mukanya lebam dan baret kena pohon. :(