Olympus EM10 Camera Review

Oke, ini review telat. Walaupun sudah ada EM10 mark 2, tapi karena EM10 masih ada tersedia di toko dan belum discontinued, maka akan saya lanjutkan.

Setelah satu tahun menggunakan olympus em10, saya akan berbagi sedikit pengalaman menggunakan kamera ini. Kamera ini saya beli untuk mendampingi EM5 saya yang sudah ada sejak tahun 2012. Alasannya karena menggunakan dua kamera jauh lebih nyaman daripada mengganti lensa. Setidaknya untuk saya, hehe. Dengan dua kamera juga bisa saling membackup jika terjadi apa-apa.

Pernah terjadi EM5 saya mati total tiba-tiba entah mengapa. Dan itu terjadi pada waktu yang sangat tidak tepat karena saya sedang menjalankan tugas dari salah seorang klien. EM5 saya pun harus diservis. Namun pahit, saya harus menunggu spare part dari Olympus selama dua bulan. Jadi si EM10 ini jadi satu-satunya kamera saya saat itu.

olympus em10 review
Serupa tapi tak sama : EM5 & EM10

Masing-masing EM5 dan EM10 sekarang sudah ada versi ke dua (mark 2). Fitur yang bertambah saya rasa tak terlalu banyak (kecuali kamu yang suka video, karena benar-benar diupgrade) dan belum membuat saya untuk menganti kamera. Saya alasan saja sih, belum ada dananya haha.

Perbedaan dengan EM5 yang mencolok adalah body EM5 terbuat dari magnesium dan weather sealed. EM5 sepertinya menggunakan campuran plastik.  Selain dari itu, EM10 mengalahkan kakak tuanya ini. Ada Wifi, titik fokus yang sama dengan EM1, LCD dan viewfinder lebih baik, dan lainnya.

(sample photo, klik untuk memperbesar. Semua photo di blogpost ini asli JPEG dari kamera, beberapa ada yang di adjust exposure & contrast saja)

Yang saya suka dari EM10

  • Ukuran: Kecil namun konstruksi sangat solid
  • Ergonomic: Tombol-tombol enak ditekan, LCD sangat tajam, viewfinder walaupun tak terlalu besar (ukurannya mirip seperti canon seri dua digit) tapi tak ada nge-lag sama sekali, touch screen mirip seperti iphone, tilty screen bisa ke atas dan kebawah.
  • Performa: Sangat cepat. Autofokus, touch screen, dan operasi lainnya tak pakai lambat.
  • Kualitas Foto: iso 200-1600 tak ada masalah. iso 3200 noise namun seperti film grain. iso 6400 masih bisa digunakan untuk keperluan darurat.

Yang saya kurang suka

  • Focus peaking : Implementasi fokus peaking kurang bagus karena refresh rate LCD jadi melambat. Kalau suka pakai lensa manual agak repot.
  • Grip kecil : Ukuran yang kecil dan body ringan agak mengorbankan grip. Walupaun nyaman kalau pakai lensa prime seperti 17  1.8 atau 25 1.8, namun ketika dipasang seperti 12-40 agak berat depan dan kurang seimbang.
  • 3 axis stabilizer : kurang efektif dibanding yang 5 axis stabilizer pada em5 atau em1.
  • Low bitrate video : Untuk video kompresinya kurang bagus membuat video jadi kurang tajam.

Kabar baiknya adalah, semua yang tak saya suka diatas sudah diperbaiki di EM10 mark 2.

Performa low light EM10

Silahkan lihat hasil foto di bawah ini. Saya tak ragu menggunakan EM10 sampai ISO 3200. iso 6400 masih bisa dipakai untuk darurat saja. Lihat hasil contoh dibawah.

Bagaimana EM10 dibandingkan kamera lain?

  • Dibandingkan mirorless fuji : EM10 menang karena punya stabilizer, kecepatan operasi, reliabilitas autofocus, touchscreen, dan lensa yang lebih banyak. Namun saya akui lensa fuji punya karakter dan warnanya sangat khas.
  • Dibandingkan sony : Olympus jelas punya katalog lensa yang jauh lebih lengkap daripada sony. Di atas kertas, kamera sony mengalahkan semua lawannya. Namun saya pribadi kurang sreg dengan hasil warna sony.
  • Em10 vs a Lumix : Kalau butuh video, jelas ke Lumix saja. Hasil foto akan mirip karena lumix ini lawan tapi kawan. Kalau foto masih sering blur karena tangan sering goyang-goyang, lebih baik olympus.
Pilih mana?
Pilih mana?

Warna-warni kamera olympus punya karakter yang ‘cerah’. Warna-warna primer sangat dirender dengan baik. Auto white balance juga sangat baik, hampir selalu tak pernah berubah. EM10 ini hampir sama seperti flagship-nya olympus EM1, minus Phase detection AF untuk menggunakan lensa olympus dan weather sealed body.

 

Sampel Foto Tambahan

Terima kasih. Sampai jumpa di review EM10 mark 2!

brb mau test ini dulu :)
brb mau test ini dulu :)

Posted

in

,

by

Comments

14 responses to “Olympus EM10 Camera Review”

  1. cumilebay.com Avatar

    Kalo kelebihan dan kekurangan cumilebay apa kak ??? tolong di review dong hua hua

    1. wira Avatar

      Wah aku belum pernah pake cumilebay wqwqwqwq

  2. Nasirullah Sitam Avatar

    Lempar sini satu, mas *eh :-D

    1. wira Avatar

      *lempar* *lempar pisang* *tangkep sendiri*

  3. chalice Avatar
    chalice

    kekurangan nya..olympus tidak kekinian kayak fuji mas, jd kurang gaul…:p

    1. wira Avatar

      Di Indonesia, yes, olympus kurang gaul.

  4. Rahmanmaya Avatar

    Tertarik nyoba Olympus EM10, tapi sayang udah terlanjur beli dslr. :D

  5. Lutfi febrian Avatar
    Lutfi febrian

    Kalau epl6 bagus ga sih Om ?

  6. Marina Avatar
    Marina

    Mas tanya dong, olympus omd em10 marki aku tiba2 layar dan evf nya blackout , shutter dan menunya jg tdk beroperasi padahal saya sdh coba cabut batre dan di restart tapi ttp tdk berfungsi semuanya. Saya coba ganti lensa dan ngintip sensornya ketutup hitam gt(biasanya sensor telanjang/merah) mohon petunjuk dan pencerahannya

    1. wira Avatar

      wah, coba dibawa ke service center saja…

  7. biya Avatar
    biya

    Mas kalo bedanya jajaran omd dengan yang olympus pen itu apa ya??
    dan untuk seri E-PL7 bagaimana kualitas videonya dan apakah masih worthed jika dibeli sekarang ini??

  8. Ahmad agil Avatar
    Ahmad agil

    Mas ayo dong .kalau em10 sama fuji xe2 bagus mana masss ? Pliiisss ..

  9. Langit Avatar
    Langit

    Mending fujifilm XT-10 + 35mm f2 (bonus instax mini 70) atau Olympus OM-D E-M10 Mark II Kit 14-42mm EZ (bonus 17mm f1.8) mas? kebetulan lagi ada promo di foc*s nusantara, tapi masih bingung pilih yang mana?

  10. hilmy aziz Avatar

    aja jack untuk mic external ngg mas? tanks

Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')