Kalau mendengar Korea Selatan, kota yang selalu teringat pertama kali adalah Seoul.
Yang kedua adalah Busan. Busan lebih terkenal dengan film zombie ‘Train to Busan” yang belum lama muncul dan banjir serta topan yang melandanya pada 5 Oktober 2016. Saat itu saya berada di Seoul, puji syukur tidak terjadi apa-apa disana. Mudah-mudahan korban dan keluarga diberi ketabahan atas bencana tersebut.
Jeonju, kota diantara Seoul dan Busan ini sebetulnya cukup populer di kalangan turis lokal Korea Selatan. Namun bagi turis mancanegara masih agak jarang terdengar. Mungkin kamu juga mendengar nama kota ini pertama kali ya?
Jeonju punya banyak bangunan dengan nilai historis tinggi dan makanan yang enak-enak. Pada tahun 2012, Jeonju menyabet gelar “Unesco City of Gastronomy”.
Bibimbap, kuliner korea yang berupa nasi, potongan sayur, bumbu cabe, dan telur kuning mentah adalah salah satu andalan Korea. Kamu bisa temukan bibimbap dimanapun di Korea Selatan. Tapi yang harus kamu tahu, Jeonju adalah kota asal bibimbap! Ya, layaknya rendang di Indonesia sih, asalnya kan dari Sumatera Barat, tapi kamu tetap bisa beli walaupun lagi ada di Papua, hehe.
Saya jatuh cinta pada genteng korea ini. Lihat saja bentuknya yang tebal dan teksturnya yang unik. Rumah-rumah yang punya atap ini biasanya di berada di Hanok Village (desa tradisional). Namanya sih desa, tapi yang punya rumah seperti ini di korea berada di kasta atas pada zaman dahulu. Beberapa di tengah kota masih ada yang punya bangunan seperti ini. Bisa dipastikan pemiliknya tajir parah.
Untuk urusan jumlah Hanok, Jeonju paling punya banyak stok dibanding Seoul atau Busan. Dan percaya saya, tempatnya sangat instagramable!
Kami datang saat pagi hari yang hujan. Jadi foto-fotonya agak sedikit mendung disini. Dari pintu gerbang, ada jalan naik ke atas bukit untuk melihat Jeonju Hanok Village dari atas.
Seandainya ada matahari sedikit saja, pasti ini jadi scene yang sangat negeri dongeng.
Hari itu sangat ramai di Jeonju. Padahal hari senin. Setelah bertanya, barulah saya tahu kalau hari itu adalah tanggal merah di Korea Selatan. Hari itu adalah hari Gaecheonjeol, hari dimana negara Korea dicetuskan.
Banyak hal yang bisa kamu lakukan disini selain makan-makan. Kamu bisa melihat pembuatan kertas yang masih tradisional ataupun ikut kelas membuat kerajinan dari kertas. Bukan seperti origami, namun lebih ke membuat benda-benda kecil seperti asbak, kaca, boneka yang dihias dengan kertas.
Namun atraksi yang menarik disini adalah kamu bisa menyewa Hanbok, baju tradisional Korea!
Lihat betapa gantengnya mas dibawah dengan baju ini. Mirip petugas pajak kerajaan yang sering memalak rakyat jelata HAHA!
Untuk menyewa baju ini, harganya berkisar di antara 8000 – 15.000 won untuk satu jam, tergantung jenis baju yang disewa. Baju rakyat biasa tentu berbeda dengan baju punya raja dong.
Di tengah-tengah desa terdapat kuil yang bernama Gyeonggijeon. Kuil ini dibangun pada tahun 1410 dan direstorasi pada 1614. Di dalamnya ada lukisan Yi Seong Gye, founding father dari dinasti Joseon di Korea dimana ia memang aslinya dari Jeonju.
Berjalan-jalan di Hanok menggunakan Hanbok jadi tantangan dan kesenangan tersendiri. Rasanya saya menjadi raja yang sedang berkunjung ke rumah rumah rakyat saya. Sayangnya rumah disini kebanyakan sudah menjadi cafe dan restoran.
Oh iya, sekedar info di dekat Jeonju Hanok ini ada masjid yang bernama Masjid Abu Bakr As Siddiq. Sekitar 10 menit berkendara sih. Disini saya bertemu Dr. Abdul Wahhab, seorang imam masjid ini yang kebetulan ada disana saat kami berkunjung. Bahkan beliau memberikan tausiah singkat sebelum kami beranjak pergi, hihi.
Warga muslim di Korea Selatan ada di sekitar angka 150.000, dengan sekitar seperempatnya warga asli korea selatan. Kebanyakan berpusat di daerah Itaewon, Seoul. Saat saya kembali ke Seoul dan salat Jumat disana, ternyata yang ceramah adalah si Dr. Abdul Wahab ini!
Lebih lanjut, kamu bisa nonton vlog saya waktu disana lohh. Silakan klik play di bawah hihi.
Anyway, Jeonju adala kota kecil yang sangat menarik buat dikunjungi. Buat warga Seoul, ini adalah weekend geteway yang sangat sempurna. Saya sarankan sempatkan kesini jika berkunjung ke Korea Selatan untuk merasakan atmosfir yang sangat berbeda dengan Seoul.
Terima kasih!
Hanok village ini instagramable banget, banyak tempat buat poto2 manja, semoga bisa kembali lagi dan mencicipi bibimbab nya
((( POTO POTO MANJAHHH )))
bang.. mendung aja bisa syahdu gitu fotonya gimana klo cerah ya? dan pastinya akan rame awewek koreanya kan kan kan :D
cakep cakep sih bang, tapi gatau mana yang asli mana yang aspal :(
wkwkwkw iya juga ya :))
Disana tempatnya tertata dengan baik, rapi, bersih dan jika dilihat sangat nyaman banget ya..
pengen ngerasaain tinggal disana..
Coba indonesia bisa serapih ini yaa…
Namanya saja Jeonju Hanok Village,, tapi suasannya desanya terlihat modern dan rapi
Apa karna negaranya sudah maju jadi seperti itu,, kalau di Indonesia keseringan klo udah disebut “desa” biasanya blm modern seperti itu :)
eh salah komen hahaha, maksudnya komen yg di jeonju music festival buat disini haha
Aduhhhh itu mbanya yang sebelah kanan bikin meleleh tidakkkk! #meleleh
http://www.irhamfaridh.com | Trisvelogue
duduk, santai, makan cemilan dan menikmati korea dari tulisan dan fotonya. menyenangkan ya mas
Ga kebayang kalo petugas pajak jaman kerajaan dulu pake bajubtradisional tapi alas kakinya sepatu kets???
Monggoh, sudi mampir dan di koment ya. .
http://backpacker5mb.blogspot.co.id/?m=1
gemes ya…. mbak-mbaknya *ehh
Seru ya jalan-jalan di Korea pakai hanbok.
Gue suka foto kota Jeonju dari atas itu, mas. Seems so quiet and peaceful, rasanya hidup di sana nyaman banget.
Pas turun kebawah, langsung berisik suara turis tiongkok dimana-dimana :))
Astaga. Buyar sudah ketenangan itu kalau udah ada mereka. No offense, but, gue juga nggak terlalu suka turis Tiongkok. Host gue di Bangkok juga mengeluhkan hal yang sama ???
manteeep mas, ditunggu travel ke jepangnya, nanti saya kasih tau tempat2 yg bagus, hehe
wah, gak kebayang gimana kalau indonesia seperti itu
Ini foto-fotonua diambil pakai kamera dan lensa apa ya bang?
Pakai fuji x-t1, pakai lensa antara 16 mm atau 35 mm