Pianemo : Wayag versi KW

13
Sekitar Pianemo
Sekitar Pianemo

“Macam kaki Jawa saja kau pakai sepatu segala,” kata Saka, pemandu kami, kepada Rudi, pemandu kami yang lain.

Sebetulnya pilihan alas kaki Rudi sudah sangat tepat. Karena kita akan mendaki sebuah gunung karang. Bebatuannya tajam, sangat berbahaya. Saya pun memakai sarung tangan agar tak terluka saat berpegangan di karang.

Tak jauh berbeda seperti Wayag yang saya kunjungi tahun lalu, hanya memang lebih pendek. Dan lebih dekat. Ke Wayag, butuh tiga jam dengan speedboat. Pianemo hanya butuh sepertiganya.

Sebetulnya waktu itu kami bertujuan ke Wayag. Namun, di pintu masuk Wayag, warga menutup akses untuk kesana.

Kabarnya, mereka kecewa karena daerahnya menjadi tempat tujuan wisata, setiap hari ada turis asing maupun lokal yang kesana, namun tak ada dampak apapun bagi mereka. Tak ada peningkatan kesejahteraan, kata mereka.

Sekitar Pianemo
Sekitar Pianemo

Padahal, turis yang masuk ke Raja Ampat diwajibkan membeli “pin” ke pemda seharga 250 ribu rupiah untuk wisatawan lokal, dan satu juta rupiah untuk wisatawan asing.

Saya tak tahu persis permasalahannya. Tapi jelas mereka merugikan banyak orang yang telah jauh-jauh datang dari pelosok Indonesia, ataupun ribuan mil dari Eropa sana.

Semoga pemerintah cepat tanggap dan mengkondisikan Wayag agar kembali seperti semula.

….

Dari pulau Arborek, kapal kami yang berkekuatan 2×200 pk melaju ke arah barat laut. Menuju gugusan gunung karang yang mirip Wayag – tapi lebih mungil.

Karena mirip wayag. saya menyebutnya : Wayag KW, hehe. Selamat datang di Pianemo!

Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo
Pianemo

13 COMMENTS

  1. Mas Wira … tuh Wayag KW nya lebih dikenal sebagai little Wayag … berarti mas bernasib sama dgn ane yg juga ga bisa masuk ke Wayag bbrp hari sebelum mas … tp kita mmg ga ke Wayagnya sih karena bbrp hari sblmnya kai sdh dpt info ditutupnya lokasi tsb…

    Salam Ransel …

    • Iya mas, pas tanggal 29 sih katanya waktu itu udah bisa masuk. Tapi kita gak mau ambil resiko bensin habis sia-sia sampai sana, kan mahal banget pasti tuh haha.

  2. Mas Wira, salam kenal, mau tanya wayag bisa di akses per tanggal 29 bulan apa ….. soalnya ini postingannya enga dikasi tanggal hehehe

  3. Bang, kalau menurut aku yaa…
    lebih istimewa berdiri di atas Gili Laba :) gara-gara ga ada yang pernang ngiklanin.. jadi yaa gitu, kite-kite yang udh pernah berdiri disana merasa agak istimewa
    hahaha :D

  4. mas wira salam kenal.postingannya benar2 berhasil bikin ngelus dada+menelan ludah..hehe
    kl boleh tau,estimasi biaya (seluruhnya) sampai berapa ya?
    *siap2 nabung dari sekarang

    makasih..:)

    • Eheh berapa ya? kalo tiket pesawat normal anggep aja 3 juta PP. Penginapan disana yang ‘normal’ bukan resort mungkin 200-300 ribu semalem. Diving sekitar 300-500 rb sekali dive. Yang mahal sih sewa boat kalau mau ke wayag misalnyak, bisa 4-5 juta. ( tapi bisa isi 10-15 orang).

Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')