Rumah Pohon Gangga dan Tiu Pituq : Spot Instagramable di Lombok Utara

16

Dari Kampung Ekowisata Kerujuk di dekat Pelabuhan Bangsal, saya mengarahkan mobil ke arah utara lagi. Sekitar setengah jam berkendara, saya sampai di tujuan kami selanjutnya : Desa Genggelang.

Jika perjalanan diteruskan, maka kita akan menemui salah satu pintu masuk Gunung Rinjani yaitu Senaru. Rute favorit orang-orang untuk mendaki Rinjani adalah naik lewat Sembalun dan turun lewat Senaru. Jadi kamu bisa mampir berwisata kesini setelah turun dari Gunung Rinjani.

Desa Genggelang cukup dikenal masyarakat sebagai tempat untuk menikmati alam dengan nyaman bersama kawan atau keluarga. Banyak spot untuk berfoto dengan latar belakang panaorama alam buat kamu para instagrammers.

Wisata di Desa Genggelang dikelola oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Genggelang. Jika Kerujuk merupakan andalan wisata yang sedang digencarkan pemerintah Lombok Utara, Genggelang ini masih sebagian besar dikelola swadaya oleh warga sekitar. Pembangunannya juga masih mengandalkan hasil dari penjualan tiket masuk objek wisata

Rumah Pohon Gangga Murmas

“Dulu tempat ini adalah tempat mencari sinyal telepon. Jadi warga biasa nongkrong disini untuk dapat internetan secara lancar,” kata Puspa, salah satu pengelola Rumah Pohon Gangga kepada saya.

Dari area Rumah Pohon Gangga ini kita bisa melihat panorama Pulau Lombok yang cantik. Terlihat hutan tropis yang lebat, perbukitan yang terlihat seperti permadani hijau, perkampungan, hingga garis pantai pesisir lombok utara di kejauhan.

Suara air terjun juga terdengar sebagai latar, karena tepat di lembah yang ada di bawah kami, ada air terjun Kerta Gangga yang juga bisa diakses dengan berjalan kaki sepuluh menit saja dari Rumah Pohon Gangga.

Rumah Pohon Gangga Murmas terletak di Kecamatan Gangga, Desa Genggelang, Lombok Utara. Sedangkan nama Murmas sendiri adalah nama gunung lokasi objek wisata ini.

Ada belasan Rumah Pohon dengan bentuk yang berbeda-beda disini. Mulai dari bentuk kapal Titanic, tower, rumah burung, hingga bentuk bintang. Semua bisa kamu gunakan untuk berfoto dengan latar belakang yang ciamik!

Entah mengapa sekarang banyak sekali tempat wisata yang punya spot berfoto kekinian seperti ini, tapi memang tempat seperti ini jadi daya tarik tersendiri sih. Kalau tidak salah tempat-tempat foto seperti ini pertama kali dipopulerkan oleh Kebun Buah Mangunan di Jogja yang punya tempat foto serupa. Orang-orang bilang ini ‘instagram-able’.

Yang menarik dari Rumah Pohon Gangga adalah papan-papan yang bertuliskan hal-hal lucu dan membuat saya terpingkal  seperti : “Gak jaman balikan sama mantan”, “ Cantik gak harus langsing”, atau “Ini hidup bukan instagram, ngasih hati nggak segampang ngasih like”. Kreatif!

Tapi buat catatan, masing-masing rumah pohon punya daya tampung orang yang berbeda. Ada yang cuma bisa satu orang, ada yang 3 orang saja, ada yang bisa 6 orang. Tolong di perhatikan demi keselamatan ya, mengingat lokasi rumah pohon ini betul-betul langsung berbatasan dengan jurang.

Air Terjun Kerta Gangga

Air terjun ini berada satu area dengan Rumah Pohon Gangga. Kita tinggal menuruni jalan setapak yang sudah disediakan untuk menuju air terjun Kerta Ganga di bawah. Sekitar 10 menit berjalan kaki, kami sampai di depan air terjun.

“Debit air sedang deras karena musim hujan,” kata Puspa.

Terlihat air yang memang agak kecoklatan dan cipratan air yang sampai mengenai kami yang berada beberapa meter dari sisi air terjun. Saya diajak untuk berjalan ke bagian belakang air terjun. Tenyata air terjunnya punya percabangan.

Yang satu ini agak tersembunyi. Kami harus melewati jembatan besi dan sedikit naik lewat bebatuan untuk menuju ke sisi satunya ini. Karena arus air deras jadi bebatuan jadi tak terlalu terlihat, kamu harus hati-hati berpijak disini.

Saat berhasil naik, air terjun yang tersembunyi ini baru nampak. Cantik betul. Ia berada di balik tebing yang cukup tinggi. Beberapa wisatawan lokal asyik berenang dan lompat dari atas tebing. Saya sih motret-motret saja hehe.

Ada juga dua turis asal jerman yang kebetulan sedang berwisata kesini. Karena cantik, saya minta ia jadi model dadakan.

“Do you mind if you sit over there and i took your photo for instagram?” kata saya, modus.

“Sure, with pleasure!” kata turis asal Jerman yang bernama Ida ini. Saya pun memotret mba Ida dengan latar belakang air terjun Kerta Gangga ini. Hasilnya lumayan bisa dilihat di instagram saya hehe.

Tujuh kolam Alami Tiu Pituq

Dari Air terjun Gangga kami terus menuruni perbukitan. Jadi tadi ada persimpangan saat kami turun dari Rumah Pohon. Satu menuju Air terjun Kerta Gangga, satu lagi menuju Tiu Pituq.

Banyak air terjun di lombok yang dinamai “Tiu”, sebut saja yang paling terkenal adalah Air Terjun Tiu Kelep di kaki Gunung Rinjani. Dalam bahasa sasak, “Tiu” berarti kolam “Pituq” berarti tujuh.

Memang ada tujuh kolam alami yang bertingkat di Tiu Pituq ini. Masing-masing punya air terjunnya sendiri. Jika debit air sedang normal, kita bisa berenang di kolam ini.

Selain berenang, di Tiu Pituq ini tentunya kita juga akan ditemani suara gemercik air, teduhnya pepohonan yang rindang, pemandangan tebing-tebing curam, dan tentunya…spot foto selfie!

Ya, tak mau kalah dengan Rumah pohon Gangga, Tiu Pituq juga punya spot foto selfie. Malah disini lebih ‘nyeleneh’ tempat fotonya. Ada spot berbentuk hati dengan nama ‘lope-lope’, dan ada yang berbentuk kupu-kupu.

Ada apa lagi sekitar Desa Genggelang?

Di desa ini saya mengunjungi beberapa tempat lain yang menarik seperti pohon durian ini. Ya, karena sedang musim durian, banyak sekali durian yang sedang berbuah seperti ini. Btw, kalau musim durian di lombok ada di sekitar bulan Februari – Maret. Tinggal menunggu jatuhnya saja nih!

Yang saya takjub dari desa genggelang ini adalah hampir setiap pekarangan rumah punya pohon buah. Entah sekedar cabai, rambutan, alpukat, bahkan durian!

Tumbuhan kopi juga banyak menghiasi kebun-kebun desa. Kopinya jenis robusta karena Genggelang masih termasuk dataran rendah. Rasa pahitnya sangat kuat namun after taste-nya lembut. Cocok jika ditambahkan sedikit susu kental manis. Tipikal kopi kampung kesukaan saya.

Kopi Gangga 77, salah satu kopi hasil kebun Desa Genggelang

Ada lagi yang menarik untuk dijadikan buah tangan. Namanya Kopi Bambu. Anton Zizan, salah satu guide wisatawan yang pandai mengukir ini ternyata punya produk sendiri. Biji kopi ia dapatkan dari kebun yang sama dari kopi gangga 77, dan mengolahnya sendiri hingga menjadi biji atau bubuk kopi.

Tak berhenti sampai disitu, ia juga mengemas kopi dengan bambu yang di cat kemudian diukir seperti ini. Ukiran tergantung pesanan kita mau seperti apa, tapi Anton akan tetap menambahkan motif khas Lombok yang biasanya berupa daun.

Biasanya sebelum mengantar tamu ia menawarkan oleh-oleh ini. Lalu saat tamu sedang sibuk berenang-renang dia air terjun, ia mengukir bambu hingga jadi ukiran yang menarik. Tamu yang biasanya wisatawan mancanegara pun sangat senang dengan oleh-oleh yang dibuat personal seperti ini.

“Harganya yang kecil cuma 50 ribu. Tapi kadang kalau bule sudah senang bisa kasih tips berkali-kali lipat,” kata Anton kepada saya. Kamu bisa kontak langsung Anton Zizan (@antonzizan)

Motif gecko dan daun.

Anyway, ternyata lombok bukan cuma pantai ya? Masih banyak tempat wisata unik yang bisa kita eksplorasi seperti Rumah Pohon, Air terjun Kerta Gangga, dan Tiu Pituq ini.

Nah, makanya kalau ke lombok jangan cuma ke Gili Trawangan aja dong haha. Yuk ajak pasangan atau keluarga kamu berwisata ke Genggelang!

*Tonton juga versi vlog-nya disini!

Kontak :

Tiu Pituq
Abid Jati (humas Tiu Pituq)
Desa Genggelang
Kecamatan Gangga
Kab Lombok Utara
082341961234

Rumah Pohon Gangga Murmas 
Puspawadi (Ketua Pokdarwis Rumah Pohon Gangga Murmas)
Desa Genggelang
Kecamatan Gangga
Kab Lombok Utara
085288916004

16 COMMENTS

  1. oke nih mz, aku pun bosan dengan pembahasan Lombok yang Gili Trawangan melulu..hihi.. Waktu itu ke Lombok Utara tapi nggak ke bagian kamu ini, cuma ke Pantai Tebing.
    btw iya tuh kenapa sih tempat2 wisata pada latah dengan platform kayu buat berfoto gitu, waktu itu di Candirejo juga ada (dekat Borobudur) :))

  2. Nah, makanya kalau ke lombok jangan cuma ke Gili Trawangan aja dong
    Yang bang. Saya aja ke Gili Trawangan aja belum sempat ckckckck
    Moga aja setelah baca artikel ini dapat kesempatan kesana :)

Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')