Tulisan ini dalam rangka ‘posting bareng’ teman-teman dari komunitas Travel Bloggers Indonesia. Selamat membaca! :)
Bapak menteri yang terhormat, sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat telah terpilih sebagai menteri pariwisata di kabinet kerja. Semoga bisa mengemban amanah ini hingga selesai!
Bapak menteri yang terhormat, saat ini bapak sedang mengemban amanah yang cukup berat untuk memajukan parwisata. Industri pariwisata menurut saya adalah sesuatu yang sangat mulia. Pariwisata bisa membuat orang-orang di daerah terpencil — bahkan yang tak pernah sekolah sekalipun — bisa menjadikan itu sebagai sumber penghidupannya.
Bapak menteri yang terhomat, beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah berita di website indonesia.travel. Berita yang berisi bahwa kementrian akan fokus ke tiga titik pintu masuk wisatawan luar negeri ; Batam, Jakarta, dan Bali — serta daerah sekitarnya. Mungkin memang betul disana banyak masuk wisatawan, tapi sampai kapan Bali terus, pak?
Bapak menteri yang terhormat, Indonesia punya 13.000 pulau. Kalau Bali lagi yang dipromosikan, kapan daerah-daerah lain? Mungkin memang saat ini hanya tiga daerah itu saja yang siap untuk wisatawan. Tapi jika daerah lain tidak dibantu untuk dimajukan, kapan mereka bisa siap? Apa kabar nanti pulau-pulau indah seperti pulau Anambas, pulau Bawean ,(psst, bawean cagar alam ternyata hehe), atau Pulau Rote diujung nusantara sana?
Bapak menteri yang terhormat, beberapa rekan saya di Eropa bilang Bali bukan destinasi favorit mereka lagi, karena sudah terlalu ramai. Mereka lebih memilih Nusa Tenggara ataupun Kalimantan yang lebih tenang.
Bapak menteri yang terhormat, saya juga melihat bapak menambahkan tagline “Pesona Indonesia” untuk berdampingan dengan “Wonderful Indonesia”. Mengapa harus ada dualisme seperti ini, pak? Seingat saya, brand Wonderful Indonesia belum terlalu lama — mungkin sekitar 2-3 tahun. Brand negara tetangga saja yang “Truly Asia” sudah lebih dari 20 tahun konsisten dan saat ini sangat bergema di telinga wisatawan asing. Ah, tapi bapak yang ahli marketing mungkin punya alasan yang kuat untuk ini.
Bapak menteri yang terhormat, di tahun 2014 ini turis asing ke Malaysia besarnya tiga kali lipat dari Indonesia. Ini mencengangkan sekali. Kalau kita pikir, tentu potensi negeri kita ini jauh lebih lebar daripada negeri tetangga. Seharusnya yang terjadi adalah sebaliknya. Tapi mungkin budget mereka lebih besar ya pak? Saya juga kurang tahu..
Bapak menteri yang terhormat, bapak juga sempat mengatakan bahwa ‘Malaysia tidak ada apa-apanya‘ untuk pariwisata. Saya sepakat pak. Tapi memang mereka sudah sangat siap dalam segala yang dibutuhkan untuk tourism. Mereka punya infrastruktur fisik maupun digital yang mumpuni untuk mendukung pariwisata. Mereka juga punya cara jitu mengemas yang tidak-ada-apa-apa itu menjadi sesuatu yang patut diperhitungkan. Dan, ya, memang budget mereka untuk pariwisata jauh melebihi Indonesia. Namun, saya berharap bapak bisa banyak belajar dari mereka.
Bapak menteri yang terhormat, bapak selalu bilang bahwa infrastruktur IT harus ditingkatkan. Betul sekali pak, rekan saya yang saat ini di misool, Raja Ampat, hanya punya satu buah BTS. Tentu ini sulit bagi mereka untuk berkomunikasi dengan dunia maya. Mungkin bapak bisa colek rekan bapak di telkom untuk hal ini.
Bapak menteri yang terhormat, bapak juga bilang akan memprioritaskan digital marketing. Tapi, pak, menurut saya masih banyak potensi wisatawan yang belum bisa tersentuh oleh dunia digital. Dan itu tentu bapak lebih tahu karena bapak adalah Marketeer of the year tahun lalu bukan? Hehe.
Bapak menteri yang terhormat, baru-baru ini saya dengar bapak meluncurkan platform E-Tourism. Entah apa itu, tapi yang jelas website resmi pariwisata Indonesia sudah ada, dan sangat butuh pembenahan; karena menurut saya indonesia.travel punya potensi yang sangat besar. Saya pun menuliskan beberapa hal yang bisa diperbaiki di indonesia.travel.
Bapak menteri yang terhormat, mungkinkah penulis dan fotografer untuk indonesia.travel berasal dari daerah? Karena tentu yang mengenal daerah adalah orang daerah itu sendiri. Mereka pun bisa mengupdate informasi dengan cepat dan akurat. Kami para blogger siap membantu untuk sharing ke mereka tentang hal ini.
Bapak menteri yang terhormat, saya juga baca berita tentang bapak akan mengembangkan pariwisata bahari Indonesia. Saya sangat dukung pak! Negara kita 75 persen adalah lautan, jadi ini tentu akan semakin menarik. Bapak harus bisa mengubah kata kunci pantai dan diving = Indonesia di pencarian Google!
Bapak menteri yang terhormat, promosi terus tentu baik, tapi jangan lupa pula tentang kelestarian alam kita. Makin banyak wisatawan, tentu potensi rusaknya alam semakin rusak. Bapak harus tegas dalam hal ini. Sebagai contoh di pulau Sempu yang jelas-jelas cagar alam, sekarang hampir rusak karena banyak wisatawan — yang seharusnya tak boleh masuk. Belanda saja yang dulu penjajah menetapkan kawasan itu adalah cagar alam dan hanya digunakan untuk penelitan ilmu pengetahun. Sekarang, malah kawasan itu diajukan sebagai tempat pariwisata oleh beberapa oknum yang hanya ingin mengambil keuntungan. Ironis bukan, Pak?
Bapak menteri yang terhormat, saya minta maaf jika ada sedkit kata yang menyinggung. Akhir kata dari saya; selamat bertugas dan jayalah pariwisata Indonesia!
Hormat saya,
Wira Nurmansyah.
—
Baca juga tulisan teman-teman Travel Bloggers Indonesia yang lain ya ^^ :
Farchan Noor Rachman – Surat Terbuka Kepada Menteri Pariwisata
Wira Nurmansyah – Sepucuk Surat Untuk Menteri Pariwisata
Rijal Fahmi – Pariwisata Indonesia, Dan Segala Problematikanya
Parahita Satiti – Surat Untuk Pak Arief Yahya
Titi Akmar – Secercah Asa Untuk Pariwisata Indonesia
Vika Octavia – Pariwisata Indonesia; Telur dulu, atau Ayam dulu?
Lenny Lim – Surat untuk menteri pariwisata
Indri Juwono – Peduli Budaya Lokal Untuk Pariwisata Indonesia
Olive Bendon – Indonesia, Belajarlah pada Malaysia
Matius Teguh Nugroho – Merenda Asa Untuk Pariwisata Kota Indonesia
Bobby Ertanto – Dear Menteri Pariwisata Indonesia
Danan Wahyu – Repackage Visit Indonesia Year
Firsta Yunida – Tourism in Indonesia
Felicia lasmana – Target 1 Juta Wisman Per Bulan Menurut Seorang Bilog, Pejalan DAN Blogger
Dan juga ada beberapa teman lain diluar TBI yang ikutan. ^^
Defi Laila — Sekelumit Tanda Tanya Perihal Neraca satelit Pariwisata Nasional
Rifqy Faiza — Di Tangan Arief Yahya, Saya Memilih Percaya
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')