Cepat pulih, Baluran!

28
Pose dulu di depan Gunung Baluran
Pose dulu di depan Gunung Baluran

Dua belas kilometer dari pintu masuk, terios yang saya tumpangi melewati hutan yang kering meranggas sepanjang perjalanan menuju Bekol – padang sabana terbesar di pulau jawa dengan luas hampir 250 kali lapangan sepakbola.

Orang biasa sebut baluran sebagai Afrikca van Java; karena warna coklat di musim kemarau dan kontur yang kering kerontang memang sedikit banyak mirip tanah di benua hitam disana.

“Dimohon bagi yang merokok jangan buang puntungnya sembarangan. Karena bisa memicu kebakaran. Sekali lagi agar tidak membuang puntung rokok sembarangan. Silakan ditelan puntungnya masing-masing gitu, ganti,” kata Bang Tony, ketua rombongan kami dalam handy talkie.

Memasuki kawasan baluran
Memasuki kawasan baluran

Saya menyusuri jalan setapak, dengan pemandangan rerumputan kuning sabana pada siang hari. Pada malam hari pun tak kalah, savana berubah romantis menjadi padang berbintang sejuta, dengan mata-mata binatang liar yang mengawasi kita dari balik semak, semakin menambah bulu kuduk saya yang berdiri.

“Tapi kalau musim tertentu disini berubah jadi hijau mas,” kata Indra, salah satu petugas Taman Nasional.

Di sebelah wisma bekol, saya menaiki tangga mengikuti tangga menuju atas bukit pos pendakian. Ini adalah cara lain menikmati bekol selain masuk ke dalamnya.

Menikmati pagi di sabana bekol dengan yoga.
Menikmati pagi di sabana bekol dengan yoga.

Dari atas pos pendakian, sebuah gunung setinggi 1247 meter terlihat jelas di antara para savana yang menguning. Berdiri menggoda para pendaki yang tertarik untuk menjamah puncaknya. Akankah sabana akan terlihat lebih indah dari atas?

Tapi, ada beberapa masalah di baluran.

Sabana semakin sulit dijumpai disini. Ribuan hektar padang rumput meranggas pada musim kemarau,  berganti menjadi semak belukar dan akasia.

“Ini semacam siklus tahunan yang memaksa baluran berganti kulit dari coklat  ke hijau ,” jelas Indra lagi.

Ketika saya menggerakan langkah kaki menuju sabana bekol, saya tak begitu terkejut ketika mendapati sabana berganti jadi ladang bunga kapasan dengan bunga berwarna kuning. Tanaman dengan ketinggian sekitar satu meter ini kerap menyembunyikan para satwa liar yang dahulu sangat mudah dilihat.

Dari atas pos bekol
Dari atas pos bekol

“Bersama para warga sekitar, kami sering melakukan pemangkasan bunga kapasan ini agar ekosistem baluran kembali seperti dulu,” ujar Indra.

Baluran adalah miniatur alam Indonesia. Dari gunung, bukit, sabana, hutan hujan, pantai, hingga bawah laut yang masih sangat cantik. Untuk itu, kelestarian harus dipertahankan di kawasan ini.

Tak banyak yang tahu, di tahun 1960 adalah masa kejayaan baluran. Kaisar jepang, pangeran Iran, pangeran philips suka jalan-jalan kemari. Mereka hanya datang untuk bersafari ria

Indra berharap, ekosistem salah satu destinasi dalam terios seven wonders ini bisa segera pulih dan bisa membantu masyarakat di sekitarnya dari sektor pariwisata.

Cepat pulih, Africa van java!

Sunrise Safari
Sunrise Safari with Terios
A Night in Baluran
A Night in Baluran

Thanks!

28 COMMENTS

Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')