Daytrip ke Zao Fox Village dari Kota Sendai, Miyagi Prefecture

9
Perkebunan Apel Aijyo, Iwate.

Dalam perjalanan dari Iwate ke Miyagi, tepatnya ke kota Sendai, saya sempat singgah di sebuah perkebunan apel bernama Aijyo.

Di Jepang, khususnya di daerah Tohoku yang banyak pegunungan ini, kegiatan memetik apel adalah atraksi yang menarik pada musim panen. Di Iwate, tepatnya di sekitar pegunungan Kitakami, bulan September sampai Oktober adalah puncak musim panen apel!

Kamu harus tahu, apel disini luar biasa besar! Satu apel bisa mencapai setengah kilogram. Rasanya jangan ditanya, sangat empuk dan juicy. Saya tak begitu suka apel jadi doyan disini. Oh iya, apel disini all you can eat selama masih di area kebun.

Memetik apel sepuasnya

Hujan terus mengguyur sepanjang perjalanan hingga saya sampai ke Sendai. Kota ini cukup besar dan mirip Tokyo. Cuma bedanya, di Sendai ini di sepanjang jalan dalam kotanya banyak sekali pohon! Seneng deh liatnya. Kalau kamu pernah lihat video klip Afgan yang berjudul “Ku dengannya kau dengan dia”, itu lokasi syutingnya di sekitar Miyagi Prefecture dan termasuk kota Sendai!

Sendai juga terkenal sebagai produsen mochi. Ada beberapa tempat Mochi yang terkenal. Saya sempat mengunjungi restoran bernama Sansai Kan Fujisei. Letaknya bukan di kota Sendai sekali sih, agak ke pinggir. Di restoran ini dalam set menu ada 9 buah mochi dengan topping yang berbeda-beda. Ada kacang merah, kacang hitam, wijen, hingga natto!

Yang terakhir ini emang agak gimanaa gitu rasanya haha!

Itadakimasss
Mochi aneka rasa
Hujan di kota sendai

Di Sendai ada bekas Kastil Aoba yang berdiri 400 tahun lalu. Kini tinggal dinding batunya saja dan dijadikan taman. Ada patung DATE Masamune di taman ini yang menjadi ikon kota Sendai. Ia merupakan feudal founder dari Sendai. Dari sini terlihat kota Sendai yang menghadap lautan Pasifik. Sayangnya, hujan cukup lebat jadi saya tak berlama-lama disana.

Hujan di Sendai
Shopping Arcade dekat stasiun sendai

Di dekat Stasiun Sendai ada shopping arcade dimana kamu bisa belanja macam-macam. Untung saja ada atapnya jadi saya bisa belanja tanpa harus kebasahan. Mirip seperti lorong-lorong belanja di sekitar Asakusa kalau di Tokyo.

Keesokan paginya, saya bertolak menuju tempat yang mungkin jadi salah satu tempat paling cute di dunia : Zao Fox Village!

Zao Fox Village!

Hello fox!

Kalau punya JR pass atau JR east pass, ke Zao Fox village adalah daytrip yang mudah sekali.

Dari Sendai kamu bisa naik kereta lokal menuju Shiroisi station. Atau kalau kamu dari Tokyo, bisa naik Shinkansen selama 100 menit ke Shiroisi station.

Kemudian dari Shiroisi station bisa naik taksi selama sekitar 15-20 menit untuk  menuju tempat ini. Saya sendiri menggunakan mobil sewaan bersama kawan-kawan dari JNTO. Nggak usah iri ya hehe!

Kamu bisa sedekat ini dengan mereka. Asal gak mengganggu ya!

Ada sekitar 100 lebih rubah di Zao Fox Vilage. Rubah disini dibiarkan bebas tanpa kandang di area yang bisa kita masuki. Rubah adalah binatang yang cukup populer di Jepang. Banyak legenda yang dikaitkan dengan rubah di sini.

Bahkan anime favorit saya, Naruto, juga ada latar belakang cerita tentang rubah: Nine-tailed fox! Rubah ini mirip campuran kucing dengan anjing. Suaranya mirip kucing, badannya mirip anjing kecil. Dan bulunya berwarna oranye shiny. Mereka lucu banget sik!

Menunggu diberi makan. Ada Rubah putih!

Zao Fox village ini semacam ‘petting zoo’ dimana kamu bisa berinteraksi secara terbatas dengan mereka. Mereka terlihat  jinak, tapi sebetulnya ya tetap binatang liar. Karena memang sudah terbiasa dengan manusia, kita bisa mendekatinya.

Namun tetap tidak diperbolehkan untuk menyentuh rubah-rubah ini. Mereka aslinya adalah binatang liar, jadi tetap saja ada resiko. Waktu masuk sini kita sudah diberitahu tata cara waktu ada di dalam area rubah. Jika ingin memberi makan, ada tempat khusus dimana kamu bisa melemparkan makanan mereka dari atas.

Para betina yang sedang di dalam kandang

Rubah disini ada enam jenis. Ada pula yang berwarna putih dan hitam. Areanya Fox village ini betul-betul seperti hutan ( memang hutan sih, haha). Sayangnya, waktu saya datang sedang hujan, jadi rubah-rubah ini lebih memilih untuk tidur dan bermalas-malasan dibawah shelter. Bulu-bulunya pun agak lepek karena basah!

Main hujan-hujanan jadi bulunya jadi berantakan.

Ada beberapa yang di dalam kandang dan sedang dirawat untuk berkembang biak. Mereka masih kering bulunya, betul-betul lucu! Apalagi kalau pas sedang tidur, mukanya itu seperti lagi tersenyum!

Untuk tiket masuk ke fox village harganya adalah 1000 yen. Dan untuk memberi makan rubah-rubah ini harganya 100 yen per satu bungkus kecil. Ada gift shop di dalam Zao fox village yang menjual merchandise dengan tema rubah yang beragam.

Hati-hati disini

Zao Fox Village adalah kebun binatang sekaligus suaka dan tempat perlindungan. Kebanyakan dari mereka dibesarkan dari kecil di tempat ini. Jadi tak bisa lagi survive di alam bebas jika dilepaskan.

Namun, mereka tetap dibiarkan hidup alami walau ‘dikurung’  di area yang luas. I really enjoy my time here. Betul-betul pengalaman yang tak bisa kamu dapatkan di tempat lain.  Kayaknya nanti bakal balik kesini lagi waktu winter karena lihat foto-foto keren rubah berwarna kuning emas dengan latar belakang salju putih!

On our way to Yamagata

Perjalanan saya pun berlanjut menuju Yamagata Prefecture, melewati jalur pegunungan Zao Ecoline yang punya pemandangan warna musim gugur merah merona. Sayang kabut tebal sepanjang perjalanan. Kalau tidak, perjalanan yang harusnya hanya 2 jam mungkin bisa jadi beberapa jam lebih lama karena banyak spot untuk berhenti foto.

Simak juga tulisan lainnya dari seri Autumn in Tohoku!

9 COMMENTS

Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')