Perjalanan saya ke Thailand kali ini sedikit berbeda. Saya tak hanya menikmati riuh Khao San Road di malam hari, tak hanya menikmati kuil-kuil megah di pinggir sungai chao praya, dan tak hanya menikmati segarnya sup udang tom yum yang memanjakan lidah.
Kali ini saya bertolak ke arah barat daya bangkok. Tiga jam mengendari mobil melewati jalan tol yang cukup panjang. Saya menuju provinsi Phechatburi untuk melihat bagaimana para petani di Thailand mewujudkan semangat swasembada pangan yang digagas oleh Raja Bhumibol — raja yang sangat disayangi oleh bangsa Thailand, dan baru saja berpulang ke Yang Maha Kuasa pada Oktober 2016 lalu. Saat saya berada di Thailand saat itu, sebagian besar warga masih memakai baju berwarna gelap dan pita hitam sebagai tanda berkabung.
Lokasi Phetchaburi dekat kota Hua Hin, berseberangan langsung dengan Pattaya. Namun tempat ini sangat kontras, jauh dari kehidupan malam dan lebih family-friendly. Nah, inilah tiga tempat yang sempat saya kunjungi bersama kawan-kawan dari Tourism Authority of Thailand.
1. Hoob Krapong Learning Centre
Masuk ke kawasan ini, saya langsung disuguhi teh bunga rosella dingin dan menyegarkan. Pas sekali untuk cuaca Thailand yang menyengat ubun-ubun. Teh ini adalah salah satu hasil perkebunan di areal ini yang ditanam dengan cara yang organik.
Desa Hoop Krapong di sub district Khao Yai adalah salah satu desa percontohan di Thailand yang menjadi pusat pembelajaran para petani. Ada semacam museum yang menceritakan tentang bagaimana masyarakat secara kooperatif membina lahan disini. Ada juga beberapa lahan-lahan percontohan yang dijadikan learning center seperti Asparagus, Sapi perah, sayuran organik, rumput, hingga pusat pembelajaran tentang peralatan pertanian.
Rasanya seperti sedang bermain harvest moon di dunia nyata.
Selain tanaman yang bisa dikonsumsi, di hoop krapong kita juga bisa menemukan banyak tanaman Agave yang dibudidayakan. Disini, agave diolah jadi kerajinan topi yang sangat cantik! Saya membeli topi-topi ini harganya hanya sekitar 100-150 baht. Kalau sudah sampai di mall seperti Platinum, saya melihat sendiri harganya sudah 500 baht! Hehe.
Topi-topinya sangat instagram-able, coba saja lihat fotonya di bawah ini.
2. Chang Hua Man Royal Project
Berbeda dengan Hoob Krapong yang agak sepi, Chang Hua Man ini adalah salah satu atraksi yang cukup ramai. Saat saya sampai, banyak sekali bus-bus yang membawa orang (terutama anak-anak) untuk berwisata. Lahan yang berukuran sekitar 40 hektar ini diinisiasi oleh Raja Bhumibol Adulyadej untuk menjadi pusat pembelajaran pertanian tanpa bahan-bahan kimia yang tak diperlukan. Belakangan saya tahun bahwa sang raja memang punya gaya hidup yang sangat sehat, jadi dia sangat menggalakan petani Thailand untuk bertanam secara organik.
Tak hanya jadi pusat pembelajaran para petani, Chang hua man juga jadi salah satu atraksi agrowisata yang paling sering dikunjungi di Phetchaburi. Orang-orang datang kesini untuk menikmati suasana pedesaan yang masih sangat kental. Kebun yang luas, kandang sapi yang bersih, dan listrik dengan kincir angin mungkin jadi pengobat lelah orang-orang yang setiap hari bekerja di Bangkok.
Golden Place ini adalah tempat berbelanja khusus produk-produk hasil petani lokal yang ditanam dengan cara organik. Produknya kebanyakan tanpa menggunakan bahan pengawet. Makanan yang dijual pun tanpa menggunakan MSG. Healthy life banget kann? Golden Place langsung dikelola oleh pemerintah Thailand dan tentu saja ini adalah keinginan sang Raja.
Ada tour yang bisa kita ikuti menggunakan mobil yang terbuka jendelanya. Namun saran saya, setelah tour menggunakan mobil, cobalah berjalan kaki untuk menikmati suasana pertanian di pedesaan yang sangat rapih ini. Atau kalau kamu tertarik dan waktunya sedang pas, kamu juga bisa ikut ke kebun dan ikut memanen! Pantas saja banyak anak-anak disini, pasti mereka senang sekali bisa bermain-main.
Nanti kalau punya anak bawa ke sini ahh ~
3. Perkebunan Kelapa Aren di Ban Thamrong
Daerah ini adalah penghasil gula aren yang terkenal di Thailand. Deratan kebun kelapa seluas 1.6 hektar ini tertata rapi memanjakan visual. Adalah Thanom Phu-ngern, seorang pria yang memulai perkebunan ini. Dulu ia dianggap remeh oleh kawan-kawannya karena pohon kelapa aren membutuhkan waktu hampir 20 tahun untuk baru bisa mulai dipanen buahnya.
Thanom hanya mengeyam pendidikan sekolah dasar, namun saat ini dia adalah ahli di bidang penanaman kelapa aren. Ia ingin masyarakat di sekitarnya bisa hidup dari pohon-pohonnya ini.
Di perkebunan ini juga ada tour yang bisa kita ikuti untuk melihat perkebunan dan juga produk-produk yang dihasilkan dari kelapa aren.
Kalau kamu berencana ke Hua Hin (karena kota ini lebih populer), tak ada salahnya untuk mampir ke Phetchaburi untuk melihat dan merasakan bagaimana kehidupan petani di pedesaan thailand. Tempat ini juga cocok untuk para mahasiswa pertanian yang ingin memperdalam ilmunya. Atau bisa juga untuk mengajak anak-anak bermain di kebun-kebun indah di pedesaan Phetchaburi. Sepanjang perjalanan, saya melihat banyak sekali yang dilakukan raja untuk orang-orangnya, terutama para petani. Mungkin bangsa Indonesia perlu belajar mengelola pertanian dengan baik agar tak perlu impor beras lagi, ya? :)
Silakan simak video bagian pertama dibawah!
[embedyt] http://www.youtube.com/watch?v=TSrZjHErhPs[/embedyt]
Terima kasih!
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')