Dari ujung Halmahera.
Sampai tenggara jau.
Katong semua basaudara.
Pesawat milik Skuadron 4 C212 lepas landas dari bandara Sultan Babulah Ternate membawa tim ekspedisi kapsul waktu menuju provinsi selanjutnya : Maluku. Ada tujuh kru kapal di kapal militer buatan PT Dirgantara Indonesia ini. Pesawat bermesin twin turbopop ini bisa mengangkut 20 orang dengan kecepatan jelajah maksimum 150 knot.
Jangan bayangkan pesawat yang sama nyamannya dengan pesawat komersial. Tak ada garbarata maupun tangga saat kita menaiki pesawat, kami harus melewati bagian ‘bokong’ pesawat untuk memasuki pesawat ini.
Memang, tak ada in flight entertainment untuk menonton film kesayangan, namun pertunjukan para pilot yang persis di depan kami mengoperasikan ratusan tombol instrument mirip di film-film perang sudah terlihat sangat seru! Suara mesin baling-baling turbopop tua memang cukup berisik, namun nyatanya beberapa orang dari tim ekspedisi kapsul waktu tetap tertidur lelap karena kelelehan.
“Pesawat ini memang buatan tahun 1985, sudah cukup tua. Tapi tenang saja pilot disini kemampuannya jauh diatas pesawat komersial,” kata mas Dika, kapte dalam penerbangan ini.
Pesawat terbang di atas ketinggian tak lebih dari 10.000 kaki, jauh lebih rendah daripada jumbo jet milik boeing ataupun airbus, sehingga Teluk Ambon terlihat jelas saat pesawat memasuki Provinsi Maluku. Kapten mendaratkan pesawatnya dengan mulus di landasan terbang militer Pattimura. Kapsul pun langsung diterima oleh panitia daerah provinsi maluku yang diwakili oleh pemda Maluku sendiri.
***
Iring-iringan mobil yang membawa kapsul waktu dimulai dari ruang VIP landasan udara militer Pattimura melaju kencang menuju Masjid Al Fatah di pusat kota Ambon, sebelum diarak menuju tempat seremoni di Gong Perdamaian. Kami melewati tulisan besar berwarna kuning yang dipajang di pinggir jalan yang menghadap langsung teluk ambon yang betuliskan, “ AMBON CITY OF MUSIC”. Di dalam mobil pun alunan musik slow rock tahun 80an hingga dangdut ambon membuat kami tak sadar mengikuti irama.
Sesampainya di masjid Al Fatah, kapsul langsung diarak oleh pasukan pengibar bendera, marching band, dan anak-anak sekolah. Warga di jalan ikut memotret dan memeriahkan iring-iringan kapsul sepanjang jalan. Kapsul yang cukup berat tidak mampu dibawa oleh paskibra diambil alih oleh Satpol PP yang cukup perkasa untuk diangkut ke Gong Perdamaian.
Iringan paduan suara ikut mengiringi pembacaan mimpi-mimpi maluku di depan gong perdamaian Ambon. Siang terik. Langit membiru. Peluh bercucuran. Namun tujuh anak berpakaian adat maluku dengan lantangnya membacakan tujuh mimpi-mimpi maluku
“Kami bermimpi maluku jadi destinasi wisata dunia dan menjadi pusat maritim indonesia,” kata seorang nona kecil berbaju kebaya putih dan rok panjang merah khas maluku, yang membacakan salah satu dari tujuh mimpi.
Bagi sebagian orang, Indonesia timur adalah mutiara wisata bahari. Tak ada yang menyangkal keindahan alam di Indonesia timur. Ambon sebagai salah satu mutiara itu harus terus menjaga alam dan budayanya sehingga mimpi menjadi destinasi wisata bahari utama di Indonesia tak sekedar mimpi.
“Saya bermimpi maluku tidak mati listrik terus. Listrik jadi gratis. Saya ditipu itu semua tagihan mahal sekali!” kata seorang bapak tua yang tiba-tiba berteriak dari kerumunan penonton.
Acara ditutup dengan paduan suara yang menyayikan lagu “Maluku Pusaka” yang menceritakan tentang semua orang dari ujung Halmahera hingga maluku semuanya adalah saudara. Katong semua basaudara.
Setelah seremoni, kapsul dibawa berkeliling kota Ambon untuk berfoto bersama monumen para pahlawan Maluku : Pattimura, Christina Matatialahu dan Dr. Leimena
Rujak Pantai Natsepa dengan bumbu dan pisang goreng Ambon menutup sore hari tim ekspedisi kapsul waktu. Semburat merah oranye di ufuk barat menemani kopi hangat dan perbincangan tim tentang dua provinsi lagi yang tersisa.
***
Kantor gubernur maluku pagi itu cukup riuh. Ada marching band tentara yang sedang menyanyikan lagu Maju Tak Gentar, ratusan tentara masuk melalui kedua pintu masuk lapangan upacara dengan langkah yang presisi mengikuti alunan marching band. Pelepasan mobil ekspedisi kapsul waktu yang dilakukan oleh kepala Satpol PP Maluku yang mewakili Gubernur yang sedang upacara bersama para tentara untuk kembali ke menuju landasan pacu militer patitmura.
Tim dan kapsul waktu kembali naik ke dalam pesawat C212 milik TNI. Pesawat lepas landas, terlihat teluk ambon yang berbentuk tapal kuda dari balik kaca jendela pesawat mengucapkan selamat jalan. Selanjutnya tim akan singgah di pulau tempat si burung dari surga bertengger, Papua!
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')