Sekitar tahun 2009 kamera mirrorless muncul. Saya ingat sekali waktu itu iklan-nya semacam ini, “DSLR quality in your pocket.” Saat itu kamera mirrorless masih payah, teknologinya masih meraba-meraba. Saya pun masih memakai kamera DSLR full frame. Walaupun beratnya minta ampun, tapi karena hasilnya sangat memuaskan, saya pikir tak masalah.
Tujuh tahun setelah itu, di tahun 2016, saya sudah menggunakan kamera tanpa mirror ini selama 3 tahun. DSLR pun sudah tak terpakai dan akhirnya saya jual. Nah, di tahun ini kamera apa saja yang bisa kamu beli? Saya akan kasih pendapat (yang sangat subjektif) menurut pengamat dan pengalaman saya.
Disclaimer : Ini bukan postingan bersponsor :)
1. Leica
Mungkin leica adalah merk pertama yang saya hindari karena lensanya sangat tajam. Saking tajamnya seperti silet bisa-bisa kantong kita jadi bolong hehe.
Leica punya seri M, kamera rangefinder full frame impian setiap fotografer. Ada seri SL (mirorless full frame), ada juga seri TL (mirrorless APS-C).
Sudah mahal, terlalu banyak pilihan pula. Saran saya lupakan leica kalau kamu masih mikir-mikirย untuk beli lensa 50 mm manual focus seharga DP rumah di pinggiran Jakarta.
Tapi memang sih, hasilnya leica itu enak banget dilihat, semacem melihat hasil kamera film… #duh
Kalau disuruh memilih leica, saya akan pilih Leica Q saja yang punya lensa fix 28 f/2 yang legendaris itu.
2. Samsung
Saya akui samsung punya teknologi yang paling terdepan di antara semua brand. Spesifikasi luar biasa dan harga menurut saya paling terjangkau dibandingan yang lain.
NX1 luar biasa responsif, rasanya seperti memakai Canon 1d series. NX500 punya kamera 4k paling murah saat ini. Coba saja lihat lensa ultrawide samsung harganya hanya 5 juta rupiah. Mahal? Lihat yang lain. Semuanya di atas 10 juta.
Tapi entah kenapa, nampaknya kurang laku di pasaran.
Tiap saat beredar rumor bahwa samsung akan keluar dari bisnis fotografi.
Kapan terkahir kali Samsung mengeluarkan kamera dan lensa baru?
Saya pernah punya samsung nx3000 dan sangat menikmatinya. Tapi sayang, tampaknya samsung sudah, “hidup segan mati pun tak mau.”
Komplain saya tentang samsung adalah kalau memotret orang terlalu halus hasilnya. Seperti pakai camera360 hehe. Dan LCD nya yang AMOLED itu memang terang sekali, sayang warnanya kurang akurat
3. Nikon
Nikon masuk ke dunia mirrorles dengan sensor yang cukup kecil sebesar 1 inch. Saya tak begitu suka hasilnya karena noise terasa walaupun di iso rendah. Kameranya sangat cepat (pernah dengar kamera memotret 20 fps? Hampir sama dengan video kan? Itu Nikon 1 series!) dan AF tracking-nya paling lumayan di antara mirrorless lainnya.
Namun nikon sangat lambat untuk mengeluarkan lensa-lensa untuk Nikon 1 Series. Sekalinya keluar adaย 32mm f/1.2 (setara 85mm full frame) yang harganya ampun-ampunan.
Untuk kamera dengan sensor 1 inch saya lebih memilih Sony RX100 series ataupun Canon G7X.
Lebih baik beli DSLR Nikon D5500 yang hasil fotonya bahkan sebanding dan melebihi kamera-kamera yang saya sebut disini dengan harga yang sangat terjangkau.
Bhay Nikon.
4. Canon
Canon dengan EOS M nya saya pikir hanya bercandaan saja. Seperti Nikon, canon tak punya keinginan untuk merusak penjualan DSLR-nya. Canon EOS M sangat lamban dalam pengoperasiannya. Saya hampir tak sabar saat memakainya. Pernahย saya dapat hadiah kamera ini dari sebuah lomba, setelah saya buka box dan memainkannyaย sebentar, langsung saya posting di forum jual beli kaskus, hehe.
Hingga saat ini pun dari seri M1 hingga M3 tak ada perubahan yang berarti. Shame on you, canon.
Kabar baiknya, hasil dari Canon EOS M ini benar-benar khas warna canon seperti yang kamu temui di seri-seri DSLR nya. Tapi kalau kamu beli EOS M untuk B-Cam, lumayan lah hasilnya.
Duh, buat apa hasil keren tapi gak fokus? #eh
5. Pentax
Kalau canon cuma bercanda, mungkin Pentax sudah stand up comedy tour keliling sampai membuat satu kampung tertawa haha. Sensor seri Pentax Q sangat kecil seperti kamera-kamera poket (1/1.7 inch) dan melihat kameranya yang warna-warni seperti permen itu, saya cuma bisa meringis.
Saya suka DSLR pentax. Sangat durable dan lensanya bisa diandalkan. Sekarang pentax sudah dibeli oleh Ricoh. Sebuah perusahaan kamera lainnya yang membuat RICOH GR, best compact camera on the planet yang pernah saya miliki!
6. Fuji
Saya sangat ingin menyukai Fuji. Fuji punya jajaran lensa yang sangat menggiurkan. Sebut saja 56 f1.2, 90 f/2, dan lainnya. Namun sayangnya saya merasakanย kamera fuji seperti kurang tenaga. Refresh rate di LCD nya agak laggy. AF nya hit & miss apalagi di low light. Saya selalu merasa respon kamera fuji mengganggu kecepatan memotret saya.
Dan entah mengapa, kamera fuji selalu seperti mengaktifkan DOF preview ketika menekan half-shutter. Maksud saya, biasanya kan lensa modern selalu ada di aperture tertingginya, let’s say di 2.8. Nah ketika kita memilih misalnya di 5.6, maka aperture akan menutup di 5.6 saat kita menekan shutter. Nah kalau di fuji, setiap kita pencet half-shutter, dia akan stop down aperture duluan di aperture yang kita pilih. Itu lah yang membuat kamera fuji jadi lamban. IMHO loh ya, saya sudah utak-atik di menu, tidak ada untuk mematikan pilihan “automatic DOF preview ini”.
Kabar baiknyaย selain lensanya kece, fuji juga punya warna yang enak dilihat, terutama untuk warna-warna skin tone. Untuk masalah bentuk kamera, saya haqqul yakin kamera fuji adalah kamera digital terseksi yang pernah dibuat. Beberapa menyebutnya “Poor man’s Leica”.
Lupakan soal video kalau pakai kamera fuji.ย Mereka nampaknya tak peduli.
7. Sony
Kamera-kamera sony sangat bagus di atas kertas. Namun entah kenapa saya kurang menyukai output warna sony ( well, kecuali seri A7S yang saya coba sih). Kamera sony seperti murni dibuat oleh engineer tanpa melibatkan fotografer, hehe. Sony punya dua mount yang Full frame (A7 series) dan APS-C ( A6000, A5000 series). Nampaknya sony lebih berkonsentrasi di mount full rame daripada APS-C nya. Lensa bawaan sony juga tak terlalu bagus. Sekalinya yang sangat bagus, harganyaย bikin nangis.
Oh iya, lensa full frame sony sangat besar sehingga membuat ukuran body mirrorless yang kecil menjadi tidak terlalu berarti.
Tapi saya harus bilang, Sony A6000 adalah mirrorless dengan best value saat ini. Dan belum ada yang bisa mengalahkan kemampuan Sony A7s untuk urusan low light dan video.
Oh iya, Sony ini adalah pemasok sensor untuk banyak merk kamera seperti Nikon, Olympus, bahkan kamera Iphone.
8. Micro 4/3 (Olympus, Panasonic, & kawan2)
Olympus dan Panasonic merupakan salah satu pioner di dunia mirorless. Mereka membuat standar mount micro 4/3 melanjutkan standar 4/3 pada DLSR lalu. Jadi, lensa yang dibuat oleh olympus bisa digunakan di panasonic, dan juga sebaliknya. Bersama merk-merk lain seperti Black Magic Digital Cinema Camera yang fenomenal itu.
Sensor micro 4/3 luasnya setengah dari sensor full frame. Maka mari kita sebut sebagai kamera half frame, hehe. Pilihan mirrorrless saya jatuh ke sistem ini karena pilihan lensa dan kamera banyak sekali, ukurannya kecil, punya fitur yang sangat mumpuni seperti 5 axis stabilizer, weatherproof, ย dan kamera-kamera video legendaris seperti panasonic GH4. Selain itu sistem ini juga punya aspect ratio 4:3, mendekati aspect yang saya sukai yaitu 5:4.
Jika saya hanya diberi kesempatan untuk memlih satu kamera dan satu lensa. Pilihan saya akan jatuh ke Olympus EM5 atau EM10 dan lensa 12-40 f/2.8. I’m set.
Olympus dan panasonic adalah kamera paling responsif. Autofokus nya luar biasa cepat dan bisa diandalkan. Dan mereka punya pilihan untuk hampir semua orang. Dari yang kecil bisa masuk kantong seperti Panasonic GM1, hingga Olympus EM1 yang really built like a tank.
Sayangnya Olympus hanya ada distributor saja di Indonesia. Pelayanan kurang maksimal. Saat kamera saya modul wifi-nya rusak, harus menunggu hampir 3 bulan untuk mendapat spare part dari Jepang. Panasonic? Ada sih di dekat rumah saya tapi nampaknya hanya ada spare part untuk AC dan mesin cuci hihi.
—
Kesimpulannya adalah, di 2016 ini you can’t go wrong with any camera. Semua hasilnya bagus-bagus. Kalau ingin beli kamera, cobalah langsung ke toko kamera dan dicoba-coba langsung sampai puas. Rasakan yang paling enak dipegang. ย Cari toko kamera yang punya banyak display seperti Focus Nusantara, ย JPC Kemang, atau Oktagon yang bisa dicoba-coba langsung. Masukan SD card kalian ke dalam kamera dan bandingkan satu persatu (saya melakukan ini, hehe). ย Jangan membeli kucing di dalam karung ya haha.
Salam jepret!
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')