Ah, akhirnya kembali lagi ke Jepang! Trip Jepang di musim gugur kali ini saya akan menjelajah Tohoku. Tohoku adalah sebuah region di Jepang yang dibagi lagi jadi beberapa prefektur. Prefektur ini mirip-mirip seperti provinsi di Indonesia. Ada enam prefektur di Tohoku diantaranya adalah Aomori, Akita, Iwate, Yamagata, Miyagi, dan Fukushima.
Beruntungnya, saya sempat menyambangi semuanya, jadi simak terus tulisan saya tentang Tohoku di beberapa post ke depan ya!
Dari Soekarno Hatta saya naik maskapai Japan Airlines (JAL), national flag carrier dari Jepang. Kamu bisa baca ulasan saya naik Japan airlines disini. Harga Japan Airlines relatif murah kalau travel fair loh, jadi jangan sampai kelewatan kalau nanti ada Japan Travel Fair lagi. I’ll let you know di socmed nanti ya!
Review singkat JAL : Kursinya enak, waktu berangkat saya pakai premium ekonomi. Kaki bisa selonjoran! Kabin ekonominya juga lega, konfigurasi kursi 2-4-2 di pesawat berbadan lebar boeing 787. Saya masih bisa bekerja di macbook pro ukuran 15 inci waktu menulis ini saat pulang ke Jakarta.
Suhu kabin PAS! Biasanya airline lain suhunya sudah seperti kulkas. Pakai JAL suhu nyaman, gak perlu selimut. Ada makanan halal kalau kamu pesan. Namun waktu berangkat flight malam seharusnya JAL tak perlu memberi makan besar, lebih baik makan besar saat sarapan saja karena saat pagi saya kelaparan! Overall, reccomended!
Dari Narita saya langsung naik kereta Narita Ekspress menuju Tokyo Station untuk mengejar kereta shinkansen menuju Tohoku. Kalau kamu mau eksplor daerah Tohoku, saya sarankan kamu menggunakan JR east pass untuk akses naik shinkansen serta kereta lokal dan bus JR lainnya. JR east pass lebih murah karena hanya diperuntukan untuk daerah timur, tak seperti JR pass yang mencakup semua area di Jepang.
Nah beruntungnya, di trip kali ini saya menjelajah Tohoku bersama Japan National Tourism Organization (JNTO) yang menyediakan mobil untuk saya dan beberapa rekan media. Jadi bisa puas deh menjelajah Japan best kept secret ini!
Tiga jam kemudian, saya sudah berada di Aomori. Jarak Stasiun tokyo ke stasiun Aomori sekitar 700 km. Mirip-mirip jakarta surabaya. Kapan ya Indonesia punya kereta cepat seperti ini?
Nebuta House
Tak jauh dari stasiun JR Aomori saya berjalan 5 menit saja ke arah utara menuju Nebuta House atau dikenal juga dengan nama Nebuta Wa Rasse. Tempat ini berisi segala hal tentang Festival Nebuta. Festival ini diadakan setiap musim panas bulan Agustus di Aomori. Acara ini yang banyak menarik turis karena kemeriahannya!
Kamu harus tahu, festival ini sudah ada sejak lebih dari 300 tahun yang lalu loh!
Nebuta sendiri adalah figur semacam boneka ksatria raksasa yang dibuat seakan melayang, terbuat dari kertas, dipasang lampu didalamnya seperti lentera, dan pembuatannya bisa memakan waktu tiga bulan!
Saya terkesima dengan konstruksi Nebuta ini. Di beberapa bagian ada cut-out Nebuta sehingga gitu bisa melihat bagian dalamnya. Tema Nebuta setiap tahun berubah sehingga tempat ini jadi tempat display Nebuta dari tahun-tahun sebelumnya
“Rasee rasee raseeera!” teriakan ini menyambut saya saat memasuki nebuta house. Ternyata setiap weekend dan hari libur disini ada pertunjukan. Semacam festival tapi versi mini. Dan pengunjung bisa mencoba ikut menari dan memukul Taiko, gendang yang mengiringi para penari yang juga mengiringi Nebuta.
Saat MC menanyakan siapa yang ingin mencoba memukul Taiko, tanpa berpikir panjang saya langsung maju kedepan. It was a fun experience! Beberapa pengunjung Wa rasse juga ikut menari ke depan sambil meneriakan Rasserā. Sahutan yang diucapkan oleh para penari Nebuta untuk mengajak semua orang ikut serta.
Festival Nebuta adalah festival musim panas tahunan di Jepang. Salah satu festival yang paling meriah di area Tohoku. Nebuta house yang bagian eksteriornya sangat instagram-able ini menyimpan banyak sekali nebuta dari berbagai tahun. The nebuta is quite scary but funny at the same time!
Saya jadi ingin kembali kesini waktu festival berlangsung di Agustus depan!
Oh iya lokasi Nebuta House ini ada di sekitar Aomori Waterfront. Di sekitar sini juga ada beberapa tempat menarik seperti Tourist information center-nya Aomori dimana kamu bisa naik ke lantai atas dan melihat kota Aomori dari ketinggan. Juga ada toko dan cafe bernama A-Factory yang menjual apel dan produk olahannya. Aomori terkenal sebagai produsen apel terbaik di Jepang, jadi kamu harus coba apel disini!
Makan Seafood di Takakyu Nebuta & Menonton Scoope Shamisen
Malamnya harinya saya makan seafood di restoran ini. Menu seafoodnya luar biasa, tapi yang paling menarik adalah restoran ini punya pertunjukan live setiap malamnya!
Untuk malam itu pertunjukannya adalah Tsugaru-Jamisen. Pertunjukan solo gitar tradisonal asal Okinawa ini dibawakan oleh seorang kakek yang suaranya sangat kuat! Standing applause deh! Nanti saya upload videonya di youtube.
Kemudian pertunjukan berikutnya nampaknya adalah campuran stand up comedy dan slapstick comedy ala Jepang. Si mas performernya memakai kostum babi mirip ti pat kai dari serial kera sakti.
Setelah membuat semua orang tertawa, ia mengajak kami semua menari, kemudian ditutup dengan memukul kepala masig-masing dengan balon berbentuk palu raksasa. Tentunya dengan bercanda yaa. Kebetulan restoran sedang ramai dengan karyawan yang sedang ‘afterwork party’ jadi suasananya sangat meriah!
Setelah makan saya beranjak ke kafe yang bernama Safuro yang jaraknya tak sampai 5 menit naik taksi. Disini juga ada pertunjukan Tsugaru Shamisen, tapi bedanya….kalau yang di restoran Takakyu memakai alat musik asli, disini memakai sekop dan pembuka tutup botol!
Lah? Jadi bagaimana caranya dong?
Ternyata Scoope Shamisen ini adalah versi lip-sync komedi dari Tsugaru Shamisen. Ia memakai sekop untuk gitar dan pembuka tutup botol untuk jadi pick gitar dan mengetuknya sesuai irama lagu rekaman Tsugaru Shamisen.
Pertama-tama saya kira Oji-san (panggilan untuk lelaki paruh baya di Jepang, setara dengan paman) ini agak gila. Tapi karena ekspresinya yang lucu dan sangat menghibur, saya pun menikmati pertunjukannya.
Ketukan tutup botol ke sekop betul-betul presisi dengan irama. Wajahnya yang sangat comical-pun membuat saya tertawa walaupun tak mengerti apa yang ia ucapkan. Saya jadi teringat kompetisi air guitar yang ada di sebuah anime. Ini Jepang banget sih haha!
Tak lama kemudian saya diajak ke depan dan diberi sekop serta pembuka botol. Saya pun ikut gila!
Hakkoda Mountain ropeway
Keesokan paginya saya menuju ke Gunung Hakkoda untuk naik ke puncak. Tentu saja tidak dengan trekking berjam-jam, namun hanya naik kereta gantung Hakkoda Ropeway yang hanya butuh 10 menit saja. Untuk menuju kesini kamu bisa naik bus JR Tohoku dari kota Aomori.
Namun sayang memang hanya 10 menit saja yaa. Karena pemandangannya dari atas kereta gantung ini betul-betul surreal! Saya datang kesini di pertengahan Oktober. Daun-daun sudah menjadi kuning, merah, dan beberapa sudah ada yang gugur. Sebagai warga tropis, ini betul-betul pemandangan yang membuat saya menghela nafas.
Hakkoda ropeway membawa kita naik dari ketinggian 670.5 meter ke ketinggian 1320 meter dengan jarak tempuh 2.3 km. Harganya untuk pulang pergi adalah 1850 yen per oktober 2017. Di atas juga ada jalur trekking lagi untuk yang ingin menjelajah lebih.
Sayangnya saat sampai di atas puncak kabut turun. Angin kencang dan gerimis membuat saya tak berlama-lama di luar.
Kereta gantung ini sangat penuh. Apalagi kalau sedang peak autumn seperti ini. Antriannya sangat mengular. Pastikan kamu mendapat kursi di pojok depan sebelah kiri untuk view terbaik. Kalau dapat di tengah, itu sama saja rasanya seperti naik kereta tanah abang di jam pulang kerja.
Di musim dingin Hakkoda juga terkenal dengan olahraga ski. Saya jadi membayangkan bagaimana pohon-pohon ini daunnya rontok dan tertutup salju!
Oirase-Keiryu
Pernah melihat wallpaper komputer bergambar lembah yang dibawahnya ada sungai dalam hutan musim gugur yang sedang menguning? Disinilah tempatnya!
Namun sebelumnya di perjalanan menuju kesini, saya sempat berhenti di jembatan yang sangat autumn-genic ini. Namanya Jogakura Bridge. Disini banyak sekali orang yang berfoto. Tak heran, lihat saja foto-fotonya dibawah ini.
Di Oirase di udaranya segar, ada suara air mengalir, pepohonan rindang, dan suasananya sangat romantis. Apalagi kalau kamu bisa berjalan kaki sepanjang trek 14 kilometer dari Yakeyama di kaki gunung Hakkoda menuju danau Towada di musim gugur. Betul-betul pengalaman yang tak terlupakan deh!
Selain itu juga ada 14 air terjun cantik di sepanjang perjalanan. Trek untuk jalan kaki ada sepanjang jalan, namun selalu beriringan dengan jalan raya sehingga yang tidak kuat jalan kaki juga bisa menikmati Oirase ini.
Jadi ceritanya Oirase ini adalah aliran dari danau Towada yang merupakan danau vulkanik. Sungai ini terbentuk dari batuan-batuan yang terlempar pada saat letusan gunung berapi puluhan ribu tahun lalu.
Hari beranjak sore, saya pun melanjutkan perjalanan menuju penginapan di tepi Danau Towada di sisi yang lainnya. Bukan lagi di Aomori, namun di Akita.
Perjalanan saya menjelajah Tohoku di musim gugur ini masih berlanjut. Simak terus di postingan berikutnya ya!
–
Simak juga tulisan lainnya dari seri Autumn in Tohoku!
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')