Waktu trip ke Jepang musim gugur 2017 yang lalu, saya mencoba untuk naik maskapai asal Jepang, Japan Airlines. Saya akan coba ulas sedikit ya.
Jadwal penerbangan Japan Airlines dari Jakarta ke Tokyo ada dua kali sehari. Yang pertama adalah jam 06.45 pagi dengan boeing 767. Yang kedua jam 21.25 dengan boeing 787.
Saya selalu terbang dengan jadwal malam kalau ke Jepang. Tentu saja karena pertimbangan waktu untuk menghemat. Lagipula kan enak penerbangan tujuh jam ini jadi tak terasa karena kita bisa tidur!
Ditambah lagi, jadwal yang malam ini pesawatnya adalah si Dreamliner 787 favorit saya kalau untuk penerbangan jarak jauh. Lebih lega, lebih tidak berisik mesinnya dalam kabin, dan kaca sampingnya sangat besar.
Untuk penerbangan kali ini kebetulan saya pakai premium economy. Jadi fasilitas seperti makanannya tetap kelas ekonomi, tapi kursinya mirip-mirip kelas bisnis!
Saya tak banyak foto waktu berangkat, karena sudah cukup malam dan saya lansung terlelap. Lampu kabin juga diredupkan setelah makan malam. Tapi saya sempat foto beberapa menggunakan kamera ponsel.
Perbedaan kursi dengan kelas ekonomi biasa terlihat cukup jelas. Karena waktu penerbangan pulang saya pakai ekonomi biasa, saya jadi bisa membandingkan.
Legroom di kelas premium economy jauh lebih lega. Mirip seperti kelas bisnis rute domestik di Indonesia kalau boleh saya bilang. Kamu bisa bebas meluruskan kaki tanpa terpentok kursi di depannya. Ada lampu baca disamping dan sedikit partisi di bagian kepala untuk privasi.
Konfigurasi kursinya 2-3-2 di pesawat berbadan besar boeing 787. Untuk yang kelas ekonomi konfigurasinya 2-4-2. Tentu ini lebih nyaman daripada beberapa airline yang memilih 3-3-3.
Perbedaan lainnya adalah pada headphone untuk in flight entertainment. Headphone di premium economy ukurannnya besar. Jenisnya closed headphone jadi suara luar bisa cukup diredam. Suaranya renyah dan bass-nya nendang. Tidak seperti yang kelas ekonomi, tak usah saya jelaskan ya hihi.
Untuk makanan kamu bisa pesan yang halal saat reservasi penerbangan pulang dari Tokyo ke Jakarta. Karena makanan penerbangan JAL dari Jakarta ke Tokyo sudah dipastikan halal. Keuntungan lainnya selain kamu yang muslim bisa tenang, kamu pasti akan dapat makan duluan daripada yang lain hehe. Sama halnya kalau kamu order special meal lain seperti makanan vegetarian.
Namun ada satu hal yang saya sayangkan untuk JAL adalah jadwal makan yang kurang tepat menurut saya. Jadi setelah take off malam hari, penumpang disajikan makanan besar.
Kalau menurut saya sih, karena itu sudah jam 9 malam lebih pasti kebanyakan sudah makan malam. Lalu menjelang pagi hanya ada makanan kecil dan tak ada sarapan makan besar. Untungnya pramugari sering bolak-balik menawarkan minuman. Saran saya sih bisa dibalik jadwal makannya atau sediakan makan besar pada keduanya.
Makanannya cukup enak dan lengkap menurut saya. Malam itu saya makan mie dengan ayam. Mie nya tidak overcook dan ayamnya masih juicy. Ada potongan buah apel dan salad beserta dua buah yakult. Minumannya ada pilihan wine juga jika kamu bisa meminumnya.
Tak terasa akhirnya sampai di Jepang. Untuk kisah saya di Jepang kamu bisa baca postingan saya di bawah ini ya.
- Warna-Warni Musim Gugur di Aomori
- Musim Gugur di Akita dan Iwate
- Daytrip ke Zao Fox Village dari Kota Sendai, Miyagi Prefecture
- Last Stop in Tohoku : Yamagata & Fukushima
- 17 Cara Menikmati Musim Gugur di Tohoku!
Sekarang beranjak ke penerbangan pulang Tokyo ke Jakarta ya. Penerbangan dijadwalkan jam 10.50 siang. Namun sayang karena ada badai taifun di tokyo, semua penerbangan menjadi tertunda.
Setelah membeli beberapa oleh-oleh di Bandara yang sudah seperti mall ini, saya pun beranjak ke Sakura Lounge, signature lounge-nya Japan Airlines untuk menunggu pesawat.
Oh iya, di Narita airport juga ada Mushola di area keberangkatan seperti yang saya lihat di Haneda airport. Jadi buat kamu yang sholat tak jadi masalah.
Lounge-nya cukup besar. Ada tiga lantai. Lantai paling atas untuk makan prasmanan. Sedangkan lantai pertama dan kedua area untuk bersantai. Ada cemilan dan minuman di lantai mana saja.
Suasananya cukup cozy. Nuansanya hangat karena warna cahayanya coklat kekuningan. Dari Lounge ini kita bisa melihat langsung apron pesawat.
Jepang terkenal dengan kebiasaan tepat waktu. Termasuk juga airline-nya. Waktu berangkat di boarding pass tertulis 21.25, ya betul-betul jam 21.25 dia take off. Namun karena kondisi alam, penerbangan kembali saya ke Jakarta ini agaknya harus diundur.
Karena delay mencapai tiga jam lebih, saya diberi kupon makan senilai 1500 yen (sekitar 180 ribu rupiah) yang bisa ditukarkan di semua restoran dalam bandara. Waw, biasanya kalau delay karena bencana alam maskapai tidak wajib memberi kompensasi ya kalau tak salah?
Saya pun langsung menuju yoshinoya dan memesan menu set nasi plus unagi yang harganya pas 1500 yen haha!
Karena ini penerbangan siang hari, tentunya saya memilih bekerja daripada hanya tidur saja. Kursi di ekonomi ini walaupun lebih sempit daripada kelas premium economy sebelumnya, saya tetap masih bekerja dengan laptop macbook air 15 inci.
Saya pun mencoba inflight wifi yang harganya USD 18.8 untuk 24 jam atau USD 10.15 untuk satu jam. Untuk penerbangan domestik, inflight wifi ini adalah fasilitas gratis!
Kecepatan wifi-nya cukup lumayan untuk ukuran inflight internet. Saya bisa buka instagram dan mengupdate instagram story walaupun harus mencoba berkali-kali. Karena saat melewati area tertentu kadang-kadang sinyal hilang. Kadang sinyal sangat kencang hingga bisa streaming youtube. Wajar saja sih di kecepatan 950 km/jam ini. Namun app chatting seperti whatsapp tentu saja berjalan lancar terus.
So, apakah saya merekomendasikan Japan Airlines untuk penerbangan ke Jepang? Tentu saja! Mudah-mudahan nanti di Japan travel fair berikutnya harga Japan Airlines bisa promo abis-abisan ya hihi!
Sayonara!
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')