Dari Bandara Matahora pulau Wangi-wangi di Kepulauan Wakatobi, resort ini kurang lebih hanya berjarak 15 menit. Sepanjang perjalanan pinggir pantai ini pun saya hanya melihat satu buah mobil yang melintas. Tentu sangat jauh berbeda dengan bandara di cengkareng sana.
Saya memang hanya semalam disini, menunggu jadwal pesawat pada keesokan pagi. Tapi saya cukup suka dengan konstruksi resort yang menggunakan kayu di hampir semua elemennya.
Di dermaga patuno ada beberapa kursi yang bisa dipakai untuk bersantai. Ngopi sore-sore sambil makan pisang goreng ditemani angin sepoi Wakatobi pasti asik.
Di resort yang katanya milik bupati ini juga ada paket tour untuk diving ( yaiyalah, wakatobi kaleeee), snorkeling, ataupun jalan-jalan ke desa bajo.
Untuk kamarnya sendiri cukup nyaman. Saya paling suka langit-langitnya yang sangat tinggi. Sayangnnya, AC yang dipasang juga terlalu tinggi dan sepertinya tak punya tekanan cukup untuk mendinginkan ruangan. Jadi jujur saja kamar jadi tak terlalu dingin. Namun konstruksinya yang kayu tetap membuat ruangan ini sejuk.
Makanannya pun biasa saja. Tapi tak bisa dibilang buruk. Saya paling suka sup kacang merahnya. Tapi waktu makan malam, seharusnya menu ikan asin diganti dengan ikan biasa saja…hehe.
Saya tak bisa teralu banyak bicara tentang resort ini. Tapi, saya cukup merekomendasikan untuk mencoba Patuno jika berkunjung ke Wakatobi!
Thanks for reading!
Kak wiraaaaaa … akhirnya nulis ttg resort juga :-)
Nginep disini seru banget, view nya kece tapiiiiiii AC nya kurang dingin :-( #Plak
gara-gara mas cum si jadi ‘hot’ itu resort wkwkwkw :)))
Sengaja disetting panas biar ada yg bobo pake sempak ajah…. (Rencana siapakah ini
yang pake sempak bobo nya sama mas catperku tuh :))
Weis semalam sama mbak Prue mas. Wakatobi emang nggak ada matinya.