Inuyama ini adalah kastil tertua di Jepang. Biasanya kastil di jepang pernah hancur karena perang ataupun bencana alam. Tapi yang ini tetap bertahan semenjak tahun 1537. Wow!
Jadi, ada lima kastil di Jepang yang dianggap sebagai warisan budaya nasional. Selain Kastil Inuyama, ada juga Kastil Himeji, Kastil Matsumoto, Kastil Hikone, dan Kastil Matsue.
Kastil Inuyama terletak di puncak bukit tepat di sebelah Sungai Kiso. Jadi kalau kita sedang naik perahu, kastil ini terlihat berdiri sangat megah di atas bukit.
Walaupun tak pernah hancur, tapi tentu saja kastil ini telah direnovasi berulang kali tanpa mengubah komposisi struktur aslinya. Struktur kastil ini terbuat dari kayu dan batu. Tak ada penambahan infrastruktur modern di sini, seperti lift dan elevator misalnya.
Kastil adalah pusat komando saat perang. Jadi tak heran di dinding banyak lubang-lubang yang digunakan untuk mengintai musuh dari ketinggian
Kita juga bisa naik ke lantai paling atas yaitu lantai empat, dan mendapati pemandangan kota Inuyama dan sungai Kiso yang amat cantik!
Berjalan-jalan di Inuyama Castle Town
Tak hanya kastilnya yang sudah bernuansa zaman edo, area di sekitarnya ternyata juga punya nuansa yang sama.
Deretan toko dan restoran menghiasi jalan menuju ke kastil. Buat yang ingin foto-foto ala-ala dengan kimono atau yukata, ini adalah tempat yang sangat cocok!
Karena saya sudah pernah memakai kimono/yukata, saya ingin sesuatu yang agak berbeda. Kemudian saya melihat ada juga yang menyewakan….pakaian samurai!
Dengan pedenya, saya langsung order untuk pasang baju perang ini. Pasti keren banget kan ke kastil tertua di Jepang pakai baju samurai. Tapi setelah saya pasang, saya langsung menjerit, dalam hati, “WOY KOK BERAT AMAT BAJUNYA.”
Usut punya usut, baju samurai kalo yang asli bisa sampai 30 kg. Tapi ini adalah versi “cosplay”-nya, jadinya beratnya hanya 7 kg. Mengingat jalan ke atas kastil yang ada di atas bukit, jadinya saya hanya berfoto di jalan depan toko saja.
Selanjutnya, saya ganti ke yukata saja. Sepertinya lebih cocok untuk musim panas jepang yang hot banget ini. Haha!
Oh iya saya juga sempat makan sushi di sini. Ini foto ada restorannya, agak lupa namanya apa. Dan gak ada bahasa inggrisnya juga. Letaknya sih agak masuk ke gang bukan di jalan utama.
Btw, biasanya nih ya, tapi ga semua sih. Restoran di Jepang yang ada bahasa inggrisnya, atau lebih dari 2 bahasa (ada cina dan bahasa korea misalnya), biasanya itu restoran yang tourist trap. Pasti agak mahal dan rasanya biasa aja. Ini observasi pribadi aja sih ya haha.
Sushi di Inuyama castle town ini bite size, jadi enak nyantapnya gak terlalu besar!
Sesaat sebelum menaiki tangga kastil yang nampaknya bakal membuat terengah-engah, saya berhenti di sebuah kuil berwarna merah dan punya gerbang tori macam fushimi inari di Kyoto. Sanko Inari Shrine namanya.
Saya juga bertemu dengan mba-mba turis lokal dari Tokyo yang juga sedang berwisata di Inuyama ini hehehee.
Tanjakan ke kastil cukup lumayan membuat lelah. Karena saya memakai sendal kayu yang tebal, jadinya lebih sulit naik tangga. Jadi saya pun memilih untuk bertelanjang kaki saat naik. Beberapa pengunjung tertawa melihat ulah saya.
Tadi kalau pakai baju samurai, mungkin saya bisa menurunkan lemak di tubuh nih. Mana panas sekali pula haha!
Memasuki kastil, yang ternyata tidak terlalu besar ini kita harus extra hati-hati. Tangganya betul-betul curam! Mungkin elevasinya hampir 65 derajat. Jadi jangan lupa berpegangan dan pastikan bergantian dengan orang yang mau turun. Karena tangganya juga sangat tak lebar.
Di bagian atas, kita bisa melihat penatapan kota Inuyama, sungai kiso, dan sebuah penginapan bernama Akariya Geihanro (bangunan beratap hitam di pinggir sungai).
Menurut saya penginapan khas jepang ini punya view paling keren karena terletak di pinggir sungai dan punya view langsung ke kastil. Oh iya, karena ini penginapan yang cukup mewah, di tiap kamar bakal ada onsen pribadi!
Satu lagi hal yang kamu bisa lakukan di Inuyama adalah melihat tradisi Ukai. Atau cormorant fishing dalam bahasa inggris. Jadi, para nelayan yang jumlahnya tinggal sangat sedikit ini memancing dengan cara yang tidak biasa. Tidak dengan kail, jaring, ataupun alat tangkap lainnya.
Mereka dibantu oleh burung cormorant (burung dandang, sejenis burung gagak). Sejenis burung gagak. Ukai adalah metode menangkap ikan dengan cara membiarkan si burung dandang yang menangkap dan menelan ikannya dalam leher, tanpa dimakan.
Kok bisa? Karena bagian bawah leher mereka diikat, sehingga ikan besar tidak bisa masuk. Setelah itu ikan akan diambil oleh nelayan dari mulut burung, lalu si burung akan dikasih ikan yang lebih kecil untuk dimakan.
Si burung terlihat sangat kasihan dengan kondisi seperti itu. Maka dari itu praktek ini sangat dibatasi. Hanya ada 6 nelayan yang diizinkan menggunakan metode ini, itu juga waktunya dibatasi dari bulan Mei sampai Oktober saja.
Tradisi ini sudah berlangsung 1300 tahun, hingga ada museum yang didedikasikan untuk para cormorant fisher ini di samping sungai Nagara.
Ikan yang ditangkap adalah ikan Ayu. Ikan ini adalah primadona ikan air tawar di Jepang. Karena hanya memakan alga, ikan ini punya rasa yang agak manis. Cenderung mirip makan buah timun.
Ikan Ayu yang ditangkap para nelayan Ukai punya nilai jual yang lebih mahal dibanding ikan ayu yang ditangkan dengan cara biasa. Ada marka khusus yang diciptakan si burung waktu menelan ikan ini.
Dari Nagoya ke Inuyama hanya memakan waktu 45 menit dengan kereta, atau bisa juga dengan bus. Jadi kalau kamu lagi di Nagoya, Inuyama bisa jadi ide daytrip yang cukup mengasyikan loh!
.
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')