
Waktu naik Gunung Agung di Bali pertengahan tahun lalu, rasanya saya sedang disiksa pelan-pelan.
Gunungnya sih memang terkenal sulit, tapi melihat rekan saya yang nafasnya lancar-lancar saja, tidak seperti saya yang kepayahan, saya tahu ini pasti yang salah.
Kurang latihan fisik, mungkin. Kondisi malam hari yang sudah lelah, mungkin juga. Tapi satu yang yang sangat rasakan : badan kok rasanya berat banget! :)))
Syukurnya, masih bisa sampai puncak dan turun kembali dengan selamat, sih.
Kembali ke Jakarta, saya melihat sebuah poster acara talkshow tentang ‘melangsing’ yang di share oleh kawan saya Sefin di salah satu media sosial.
Berhubung lokasinya ada di toko perabotan rumah asal skandinavia yang jaraknya cuma 5 menit berkendara dari tempat tinggal saya — gratis pula —, saya pun ikut mendaftar.

Waktu itu sedang bulan Ramadhan. Ikut semacam kelas siang hari seperti itu rasa-rasanya saya terlalu rajin. Tapi ya, namanya udah niat pengen langsing, saya lanjut saja.
Waktu masuk ke tempat talkshow, saya kaget. Saya jadi paling ganteng. Tak kaget sih, sebetulnya. Tapi ya, KOK SEMUA PESERTANYA PEREMPUAN??
Tapi ya, tebal muka saja. Yang penting langsing.
Mba Nunny, pembicara talkshow ini banyak memberikan tips-tips singkat tentang cara melangsing yang alami.
Intinya sih, kita harus merubah pola hidup yang bertahun-tahun tanpa kita sadari adalah pola hidup tak sehat.
Di akhir workshop, saya beruntung mendapatkan buku karangan Mba Nunny yang berjudul Happy eating golangsing. Saya membacanya dan langsung mempraktekannya.
Dan…
Berat saya tak naik setelah lebaran!
Biasanya, setelah bulan puasa, berat badan saya turun drastis. Angkanya bisa di 4 hingga 7 kg.
Tapi, setelah dihajar ketupat, opor ayam, rendang, sambal ati, nastar, dan makanan ‘balas dendam’ lainnya, berat badan saya pun kembali jadi seperti sebelum berpuasa.
Malah, lebih sering bertambah.
Namun, kali ini ajaib. Berat badan saya tak naik!
Saya pun cukup yakin kalau metode golangsing ini akan bekerja untuk saya. Saya pun langsung mendaftar kelas golangsing berikutnya.
Karena di talkshow dan buku hanya berbicara tentang ‘how’ bukan ‘why’-nya.

Namun lagi-lagi, saya jadi yang paling ganteng diantara para peserta. Hampir semuanya buibuk!
Di hari pertama ini, Mba Nunny lebih banyak membahas dan meluruskan mitos-mitos tentang gaya hidup, dan kebiasaan kita yang agak menyesatkan — yang kadang kita tak sadar kita lakukan terus menerus sepanjang tahun.
Hari berikutnya otak kita ‘diprogram ulang’ agar bisa membiasakan diri dengan cara makan yang lebih benar. Saya juga belajar gimana cara makan yang baik dan tidak akan membuat kita gemuk.
Karena makanlah untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Well, saya sih tetap hidup untuk makan, tapi sekarang bisa makan dengan secukupnya dan puas :)
Setelah dua hari berturut-turut ikut kelas, kita diberi tantangan di sebuah jurnal khusus untuk mencatat semua aktivitas makan kita dan mempraktekan apa yang sudah diajarkan.

Intinya sih, kelas ini mengajarkan kita untuk bisa makan ‘puas’ dengan porsi yang ‘cukup’. Karena saya sadar, saya lupa gimana rasanya ‘kenyang’ dengan cukup.
Tak ada pantangan makanan dalam golangsing, jadi kita bisa makan seperti biasa. Tak ada obat, teknik olahraga, atau suplemen khusus dalam golangsing ini.
Tapi karena saya hobi bersepeda, saya jadi senang bersepeda kembali. Saya bersepeda dua hari sekali sekitar 45 menit di pagi hari. Sekarang bukan hanya untuk melangsing, tapi memang ingin sehat terus. Saya ingat banyak sekali kakek-kakek di bandung yang umurnya sudah sekitar 70 tahun, tapi masih bisa bersepeda naik sampai tebing keraton.
Pengen banget sih kayak gitu nanti :)
Intinya cuma atur pola makan, atur tingkat stress, dan bergerak lebih banyak.
Saya masih jauh dari target angka berat badan normal berdasarkan body mass index, perjuangan masih panjang. Tapi paling tidak, saya mengerjakan semua ini dengan bahagia :)
Buat yang butuh, secara personal saya sangat merekomendasikan kelas golangsing ini.

Terima kasih!
Bagaimana menurutmu? Silakan tinggalkan komentar dibawah ini ya! :')